Dunia internasional
kembali berduka atas berpulangnya Lee Kuan Yew (91), seorang founding father
atau bapak pendiri Singapura. Seperti dikutip dari kantor berita CNN, Perdana
Menteri pertama Singapura yang berkuasa selama tiga puluh satu tahun itu meninggal
dalam keadaan damai di Singapore General Hospital pada 23 Maret 2015 pukul
03.18 waktu Singapura.
Indonesia memiliki
rangkaian kenangan tersendiri pada sosok Lee Kuan Yew. Khususnya, pada masa rezim
Soeharto. Presiden kedua republik ini
adalah teman dekat Lee. Bahkan, Lee Kuan Yew justru banyak belajar dari
Soeharto soal kepemimpinan dan pembangunan ekonomi.
Ada kemiripian gaya
kepemimpinan antara Lee Kuan Yew dengan Soeharto. Pertama, soal
mengutamakan kemajuan ekonomi daripada
isu demokrasi. Orde baru yang menjadikan trilogi pembangunan yaitu stabilitas,
pertumbuhan dan pemerataan sebagai aspek penting dalam menopang kemajuan dan
kesejahteraan bangsa, praktis serupa dengan gaya Lee yang mengedepankan
pertumbuhan ekonomi sebagai panglima.
Namun Singapura tidak
sebesar Indonesia, sehingga hasilnya beda. Lee Kuan Yew telah membawa Singapura
pada pertumbuhan ekonomi yang mapan dan modern. Sementara Soeharto harus kalah
dengan orang-orang yang mengusung isu demokrasi dan HAM untuk menglengserkanya
dari panggung kekuasaan. Padahal, di masa Soeharto Indonesia adalah negara yang
disegani baik dari aspek politik dan ekonomi.
Kisah menarik lainya,
yaitu soal Soeharto yang marah pada Lee Kuan Yew akibat kasus Usman dan Harun
hingga hubungan diplomatik kedua negara menjadi tegang. Usman dan Harun yang
merupakan pejuang dan anggota Marinir Indonesia dieksekusi mati oleh
pemerintahan Lee. Karena itu, Soeharto marah besar. Saat Lee ingin minta maaf dan
memperbaiki hubungan kedua negara, Soeharto tidak memaafkanya begitu saja.
Indonesia yang
berwibawa saat itu memiliki posisi tawar lebih tinggi dari Singapura. Sehingga
Soeharto mengajukan syarat pada Lee Kuan Yew agar menabur bunga di makam Usman
dan Harun. Sebuah permintaan yang tidak masuk akal namun entah pertimbangan apa Lee Kuan Yew
menuruti permintaan Soeharto.
Kini, keduanya telah
tiada. Soeharto telah wafat pada tahun 2008 silam dan Lee telah mengakhiri
perjuangannya di usia 91 tahun. Selamat jalan. Dunia turut berduka.
Author : Adi Esmawan
Sumber gambar :
worldpres.org
0 komentar:
Posting Komentar