Jurnal Wawasan dan Inspirasi Kehidupan

Membaca Sumbangsih SBY di Panggung Indonesia


Presiden RI ke-enam, Letnan Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. H Susilo Bambang Yudhoyono adalah sebuah teks abadi dalam catatan sejarah bangsa Indonesia. Membaca beliau, kita akan dapati sosok inspiratif yang nyaris di semua bidang. Mulai dari teladan kepemimpinan, pengendali stabilitas ekonomi (yang terbukti berhasil), pencetus kebijakan pendidikan terbaik (dana BOS), politisi yang santun dan berwibawa, hingga kepakaran beliau dalam bidang pertanian, pertahanan, hukum dan keamanan. Lembaga akademik, survei, dan dunia internasional telah mengakui berikut dalil dan bukti nyata.

Tulisan kecil dari orang kecil ini tentu tidak sanggup untuk mereview apalagi mengulas tuntas kiprah dan prestasi Pak SBY selama memimpin republik ini dalam satu dasa warsa (2004-2014). Namun, berikut kami kupas “membaca SBY” secara substansial sebagai bahan inspirasi.

1.   Teladan Kepemimpinan

Membaca SBY dalam hal kepemimpinan, kita disuguhi sosok figur leader yang begitu anggun dan istimewa. Maklum, SBY adalah peraih Bintang Adhi Makayasa tahun 1973, penghargaan level tertinggi  atau lulusan terbaik akademi militer yang memadukan prestasi akademik, fisik dan mental. Jadi, bakat beliau di bidang kepemimpin sudah teruji.

Selama dua periode menjadi Presiden RI, SBY selalu menunjukan diri sebagai pemimpin yang tenang, cermat, dan sangat hati-hati dalam mengambil keputusan. Pengalaman di dinas militer tentu sangat berpengaruh pada strategi kepemimpinan. Jadi, tidak grusa-grusu dan waton tumindak (asal bertindak). Anehnya, kadang publik justru menganggap pak SBY adalah pemimpin yang lamban dalam mengambil keputusan. Perlu diketahui, bahwa pengambilan keputusan seorang pemimpin harus mengkalkulasi sebab dan akibat dengan matang. Tidak bisa asal ketok palu kebijakan.

Dalam menghadapi oposisi (lawan politik), dan juga kritikan dari media, SBY. lebih mengedepankan sikap terbuka dan persuasif. SBY tidak pernah anti kritik apalagi sampai membungkam lawan politik dengan kekuasaan. Beliau membuka keran demokrasi yang selebar-lebarnya sehingga demokrasi di Indonesia terus tumbuh menuju arah kemapanan. Meskipun, ada hambatan dan kekurangan di sana-sini.



2.   Pengendali Stabilitas Ekonomi

Hingga akhir masa jabatan pada Oktober 2014, pemerintahan SBY – Boediono membukukan catatan pertumbuhan ekonomi yang baik, yakni di atas lima persen. Pengendalian inflasi di masa SBY – JK dan SBY – Boediono cukup baik, karena lonjakan kenaikan harga bahan pokok masih dalam taraf yang wajar dan selaras dengan peningkatan pendapatan masyarakat.

Sektor riil dan UMKM tumbuh pesat selaras dengan semakin banyaknya pengusaha di bidang ekonomi kreatif dari tahun ke tahun. Penurunan angka kemiskinan yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukan trafik yang menggembirakan.

Program pemberdayaan masyarakat yang terangkum dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM), juga secara umum dinilai berhasil dan manfaatnya langsung dirasakan oleh rakyat kecil.

Di mata dunia, ekonomi Indonesia sangat diperhitungkan. Indonesia mampu melewati badai krisisi di tahun 2008 meski menyisakan skandal Bank Century yang masih bias penyelesainya hingga kini. Namun kita semua sepakat, bahwa SBY telah membawa ekonomi Indonesia dalam pertumbuhan yang wajar dan sangat stabil.


3.   Kebijakan Pendidikan

Sertifikasi Guru dalam Jabatan dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), adalah sisa kebijakan mantan presiden SBY yang hingga era Pemerintahan Jokowi masih diteruskan. Kebijakan ini memberikan warna dan arah baru pada dunia pendidikan kita. Mulai dari ethos kerja guru dan kesejahteraan guru yang terus meningkat hingga sekolah gratis karena sudah ditanggung oleh biaya BOS. Meskipun, kebijakan ini juga menuai kontroversi dan kritik dari berbagai kalangan.




4.   Politisi yang Santun dan Berwibawa

Gaya komunikasi dan politik SBY selalu dalam tataran yang santun, lembut, dan sarat muatan edukasi politik bagi rakyat. Karena, baik dihadapan publik maupun media, SBY tidak pernah menggunakan bahasa yang melabrak etik apalagi norma kesusilaan.
 
SBY & BIIL GATES


Jika beliau menanggapi ataupun melontarkan kritik pada lawan politik, pasti selalu dikemas dengan bahasa yang etik dan berwibawa. Sayangnya, gaya komunikasi politik seperti ini dianggap sebagai lebay dan hobi curhat.

Padahal, kesantunan dan kelembutan dalam gaya politik adalah ciri khusus (identitas) dari para pemimpin Indonesia yang menjunjung tinggi budaya ketimuran.


5.   Kepakaran dalam Bidang Pertahanan, Hukum dan Kemanan
Soal pertahanan, hukum dan keamanan (Hankumkam), mantan Presiden SBY tidak perlu diragukan lagi. Beliau dikukuhkan sebagai guru besar (Profesor) bidang pertahanan pada Universitas Pertahanan Nasional. Tercatat pula, kurang lebih sepuluh kali beliau mendapatkan gelar doktor kehormatan (Doctor Honoris Causa) dari berbagai perguruan tinggi ternama baik di dalam maupun di luar negeri.

Secara nyata, kebijakan pertahanan di masa SBY cukup positif, ditandai dengan peningkatan anggaran pertahanan untuk Alutsista yang ditambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Di bidang hukum, aspek penegakan hukum dan pemberantasan korupsi cukup baik. Sementara di bidang kemanan nasional, cukup memberikan ketenangan dan ketentraman umum. Peristiwa dan insiden yang membahayakan keamanan nasional memang ada, namun tidak sampai mengguncang kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tanpa terasa, kepemimpinan era Susilo Bambang Yudhoyono telah paripurna pada Oktober 2014 silam. Ada plus dan juga minusnya. Sebagai putra terbaik bangsa, beliau telah memberikan apa yang bisa diberikan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih pak SBY. Meski sudah terlambat, kalimat “sepuluh tahun yang membanggakan” tetap akan tersemat dalam sudut sejarah semesta.


Penulis : Adi Esmawan- Rakyat Kecil. Owner jurnalva.com

Referensi :
id.wikipedia.org


Sumber gambar : www.google.com 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support