Jangan pernah
menganggap enteng masalah sampah. Ya, sampah kadang menjadi musuh paling serius
dalam kehidupan masyarakat. Pengelolaan sampah yang amburadul, tidak tertata
atau asal-asalan, akan memicu kondisi lingkungan yang kumuh, tidak sehat dan menyebabkan
malapetaka seperti banjir dan wabah penyakit pandemi (menular).
Di lingkungan padat
penduduk misalnya, jika sampah rumah tangga dibuang sembarangan atau tidak ada
manajemen pengelolaan sampah yang benar, maka bisa dibayangkan apa yang
terjadi. Drainase penuh sampah, air comberan meluber, lalat penyebab penyakit berterbangan, wabah penyakit menyeruak, dan kondisi
lingkungan hidup dipastikan : tidak layak.
Akhir-akhir ini,
banyak solusi ditawarkan untuk setidaknya mengurai masalah sampah. Diantara
yang paling efektif adalah konsep Bank Sampah atau menabung sampah. Lho kok?
Bank sampah adalah
penampung sampah, kemudian dikelola sedemikian rupa agar sampah tersebut
menghasilkan income atau nilai ekonomis. Masyarakat sekitar tinggal
menyetor sampah dengan kategori dan klasifikasi tertentu. Pihak bank akan
mencatat nilai rupiah tabungan sampah sesuai dengan kesepakatan.
Sampah rumah tangga
yang sudah tidak memiliki nilai, dapat disulap menjadi sesuatu yang menambah income
melalui bank sampah. Konsepnya sederhana, yaitu mengumpulkan sampah kemudian
diolah menjadi sesuatu yang lebih berarti. Tentu saja proses pengelolaan
itu dikelola oleh manajemen Bank Sampah. Ada beberapa orang yang harus mendedikasikan
tenaga dan waktunya untuk menjadi pegawai bank sampah sekaligus pengepul
sampah.
Mekanisme awal bank
sampah adalah mengelompokkan sampah rumah tangga menjadi tiga, yakni sampah
organik, anorganik dapat didaur ulang, dan anorganik tidak dapat di daur ulang.
Jenis sampah yang boleh ditabungkan ke bank sampah adalah jenis sampah organik
dan anorganik yang dapat didaur ulang. Sedangkan sampah tidak berguna
(anorganik tak dapat didaur ulang) seperti plastik kemasan dan sterefoam
sebaiknya diminimalisir penggunaanya.
Nah, untuk jenis
sampah yang bisa ditabungkan seperti sisa-sisa makanan hasil limbah rumah
tangga, dipisahkan tersendiri dan diolah menjadi bahan campuran pupuk kompos.
Dapat juga dijadikan pakan ikan lele. Namun yang paling mudah adalah untuk
campuran kompos.
Cara membuatnya,
silahkan buat lubang agak besar untuk pengolahan. Siapkan bahan pembuatan
kompos yakni jerami, rerumputan dan kapur gamping. Kemudian tinggal tambahkan
limbah hasil rumah tangga dan juga kotoran ternak. Proses selanjutnya tinggal
menunggu waktu untuk menjadi kompos.
Untuk jenis sampah anorganik yang dapat didaur
ulang seperti botol plastik, kardus, dan lain-lain, dapat disetorkan ke
pengepul barang bekas atau diolah sendiri menjadi kerajinan. Namun cara paling
mudah adalah menyetorkanya ke pengepul rongsok. Sekali lagi, semua kegiatan ini
dilakukan oleh manajemen bank sampah. Masyarakat sekitar tinggal menyetor
sampah dengan kategori dan klasifikasi tertentu. Pihak bank akan mencatat nilai
rupiah tabungan sampah sesuai dengan kesepakatan. Dengan demikian, permasalahan
sampah dapat sedikit ditanggulangi untuk meminimalisir pencemaran lingkungan
hidup.
Lihat juga : Wow!Fakta Mengejutkan tentang Sampah Plastik
Author : Adi Esmawan,
owner jurnalva.com
0 komentar:
Posting Komentar