Menjadi
pengusaha merupakan pilihan hidup. Indeks jumlah pengusaha di
Indonesia masih di bawah standar dengan ratio perbandingan antara pengusaha
dengan non pengusaha 10 : 2. Jika dikonversi kedalam prosentase, hanya sekitar
20% dari populasi hidup manusia Indonesia yang menjadi wirausaha.
Maklum, setiap usaha pasti ada hambatan,
kendala dan pasang surut bahkan badai yang tidak dapat ditebak sebelumnya.
Dalam sejarah para pengusaha sukses, tidak ada yang berjalan mulus dan bebas
hambatan.
Nah,
bagi anda yang mulai merintis usaha kecil, kenali hambatan dalam berusaha.
Kemudian, antisipasi dan cari inspirasi tentang bagaimana mengatasinya.
Berikut
hambatan usaha dan berbisnis yang telah dirangkum oleh tim jurnalva.com.
1.
Modal
Usaha apapun, pasti membutuhkan modal.
Baik itu modal materil (finance) maupun modal non materil seperti
ketrampilan hidup (life skill) dan kemauan kuat. Dua-duanya sama-sama
penting dan harus bersinergi, berjalan berdampingan.
Terkadang, banyak orang yang memiliki
kemauan dan bakat untuk berusaha, namun tidak memiliki modal pendanaan untuk
usaha. Ini hambatan pertama.
Cara mengatasinya, calon pengusaha
yang memang memiliki keterampilan dapat mengajukan pinjaman kredit perbankan
dengan bunga ringan. Saat ini, jasa kredit perbangkan dan kredit pembiayaan (leasing)
sangat banyak. Anda dapat menggadaikan apa yang bisa dijadikan jaminan atau
agunan. Dengan catatan, hutang yang anda ajukan akan digunakan untuk usaha,
bukan untuk konsumtif.
Sampai dengan saat ini, pemerintah
telah menggelontorkan miliyaran rupiah untuk program kredit ringan seperti
Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI, Kredit Pembangunan Ekonomi (KPE), dana PUAP
di Kementerian Pertanian yang dikelola oleh Gapoktan Desa, dan fasilitas kredit
lainya.
2.
Kompetisi/
Persaingan Usaha
Hambatan bisnis yang paling berat
dihadapi adalah persaingan. Sekarang, persaingan bisnis semakin ketat dengan
menjamurnya outlet waralaba (francise) yang merupakan jaringan usaha besar.
Karena itu, pelaku Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) harus pandai menambahkan nilai jual (brand) agar
tidak kalah saing. Diantaranya, dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi, memperbaiki pelayanan kepada para costumer dan pantang
menyerah.
Salah satunya, adalah melakukan dan
menyediakan apa yang tidak mereka miliki. Serta membangun sebuah identitas atau
ciri khusus yang menjadi kode unik sebuah usaha.
3.
Pangsa
Pasar dan Krisis
Mungkin karena nilai tukar rupiah yang
naik turun, pengaruh harga BBM hingga kondisi politik dapat mempengaruhi daya
beli masyarakat sehingga membuat bisnis semakin lesu. Ada baiknya, setiap
pelaku usaha memiliki dana cadangan dan asuransi untuk mengatisipasi jika
terjadi sesuatu yang diluar kekuasaanya.
Inovasi dan strategi pemasaran yang
baik juga akan meningkatkan pangsa pasar dan daya beli masyarakat sehingga
usaha kita tetap survive di tengah gonjang-ganjing ekonomi sekalipun.
4.
Hutang
dan Piutang
Nah, kendala yang satu ini sering
membuat usaha terhenti atau gulung tikar. Pelanggan yang tidak disiplin dalam
membayar hutang atau penguaha yang mengalami palilit karena tidak bisa
memanajemen hutang adalah kasus umum yang terjadi di mana-mana.
Solusinya, adalah soal kedisiplinan
dan manajemen anggaran. Jangan biarkan pelanggan yang hobi menunggak hutang
dipertahankan. Buang jauh-jauh pelanggan yang memiliki reputasi buruk soal
hutang. Lebih baik kita kehilangan satu-dua pelanggan daripada usaha kita
gulung tikar.
Kemudian, lakukan pencatatan keluar
masuk keuangan dengan jelas dan dispilin agar pengusaha juga tidak telat bayar
hutang. Jangan pernah sekali-kali menggunakan uang modal untuk konsumsi atau
mengurangi nilai modal. Belanjalah sesuai dengan margin keuntungan bisnis anda.
Artinya, jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Demikian review inspirasi bisnis jurnalva.com kali
ini. Sapai bertemu di review selanjutnya.
Author : Adi Esmawan, CEO and Owner Jurnalva.com
0 komentar:
Posting Komentar