Jurnal Wawasan dan Inspirasi Kehidupan

Mencari Makna Hidup

Saya yakin, anda (dan juga saya) masih terbingung-bingung dengan apa makna “hidup” dan kehidupan sesungguhnya. Sebelum kita lebih jauh, sambil terus membaca artikel ini, silahkan rentangkan kedua tanganmu. Bersama datang malam. Agar dapat kau rebahkan kepala. Kemudian bernafaslah perlahan.  Nikmati  nafas-nafas anda dengan memejamkan mata. Endapkan hati, tenangkan fikiran. Jernihkan rasa dan buang segala gundah. Peganglah bilik kiri dada anda. Kemudian bersyukurlah, jantung anda masih berdetak. Itulah tafsir hidup nomor satu.

Kemudian anda tanya kembali diri anda, hidup itu apa sih? Apa perlu kita keluar ke teras rumah. Mungkin ada beberapa tanaman bunga di sana. Atau pohon-pohon rindang di kanan kiri rumah anda. Jika masih hijau, berbunga, berdiri tegak, dan mengayun melambai dibuai angin. Itu tandanya hidup. Sampai disini kita sudah tau makna hidup?

Hidup adalah detik ini. Saat anda menghirup nafas pertama dan mengeluarkanya kembali. Sebelum itu sudah menjadi sejarah, kenangan. Dan yang belum terjadi hanyalah sebatas rencana dan angan-angan. Ini makna hidup yang kedua. Tapi pendapat ini lebih dekat dengan pemikiran Marx, tokoh komunis ternama.

Hidup itu anugerah dari Tuhan : kesempatan untuk berdharma bhakti kepada-Nya, menjalankan hukum-hukumnya. Berjalan di atas petunjuknya. Ini konsep hidup kita sebagai manusia yang sangat bergantung pada Tuhan. Maka makna hidup menjadi ringan : kesempatan berjalan menuju Tuhan.

Tapi jangan lupa, Tuhan memberikan hidup bukan hanya kepada kita, manusia. Juga kepada semut, lebah, belalang, serangga, cacing, elang, emprit, garuda, pleci, ular sawah, ikan, dan jutaan spesies dari  golongan flora maupun fauna. Mereka itu sama-sama ciptaan Tuhan yang tentu saja punya nilai, manfaat dan tujuan diciptakan. Ingat, Tuhan tidak menciptakan suatu hal pun dengan sia-sia.

Jadi sesama makhluk hidup, tugas kita saling menghargai, menghormati dan juga menghidupi. Janganlah kerakusan kita menyebabkan hidup makhluk lain terampas. Dari hal kecil saja, silahkan anda mencuci baju, tapi jangan sampai detergen dan limbah rumah tangga membunuh ekosistem air tawar. Janganlah sampah dan limbah industri membunuh ekosistem sungai. Itu baru hal kecil.

Mungkin bisa juga kita maknai, hidup adalah berbagi. Memberikan apa yang bisa kita berikan. Bukan aji mumpung kemudian mengeksploitasi segalanya untuk kenikmatan kita.

Selanjutnya, silahkan maknai sendiri bagaimana hidup anda. Sampai jumpa lain waktu.


Author : Adi Esmawan, owner jurnalva.com
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support