Malapetaka kabut asap seolah menjadi penderitaan rutin di tanah andalas. Utamanya Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Utara
dan Sumatera Barat. Kebakaran hutan baik tanpa sengaja maupun disengaja adalah faktor
utama kabut asap, bahkan sejak rezim terdahulu.
Ironisnya, kejadian terus
berulang tanpa upaya antisipasi dari Pemerintah Daerah setempat. Respon yang
lamban dari pemerintah baik pusat maupun daerah juga menjadi bumbu
tersendiri hingga persoalan asap
merembet kemana-mana.
Di jejaring sosial
twitter, hastag #MelawanAsap menjadi trending topic. Begitu juga video yang
diunggah di Youtube tentang betapa gelisah dan terganggunya masyarakat di ujung
Pulau Andalas. Kehidupan mereka abnormal. Penyakit gangguan saluran pernapasan
(ISPA), hingga resiko kecelakaan akibat jarak pandang yang sangat pendek, menjadi ancaman serius yang
harus segera ditangani.
Mantan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono melalui akun twitternya @S.B.Yudhoyono berkicau memberikan
saran kepada pemerintah, bahwa untuk menangani masalah kebakaran hutan dan asap
yang cukup kompleks. Diperlukan kepemimpinan, kesatuan komando, alat peralatan dan
pengerahan petugas. Pencegahan dan tanggung jawab daerah penting. Reaksi cepat
pusat penting. Hukum mesti ditegakkan dengan tegas bagi yang lalai dan membakar.
Memang, masalah kabut asap
ini cukup pelik. Perlu dukungan dan kesadaran semua pihak untuk mencegah
sekecil mungkin potensi kebakaran hutan di tanah Andalas. Baik warga yang
hendak membuka lahan, perusahaan perkebunan, maupun “oknum” golongan yang punya
kepentingan sehingga tega membakar hutan.
Sekarang, bukan waktunya
salih menyalahkan dan lempar tanggung jawab. Mudah-mudahan, semua pemangku
kepentingan baik Pemerintah Daerah, TNI, POLRI dan Pemerintah Pusat saling
bersinergi mengatasi persoalan ini. Masyarakat setempat juga semoga tetap
diberi kesehatan. Mari jaga lingkungan hidup untuk kedamaian Indonesia kita
tercinta.
Author : Adi Esmawan,
owner jurnalva.com
0 komentar:
Posting Komentar