Jurnal Wawasan dan Inspirasi Kehidupan

Bank Sampah, Manajemen Efektif Pengelolaan Sampah

Jangan pernah menganggap enteng masalah sampah. Ya, sampah kadang menjadi musuh paling serius dalam...

Budaya Sambat, Gotong Royong yang Mulai Luntur

Tanpa kita sadari namun sangat kita rasakan, banyak kebaikan dan kearifan yang hilang seiring berjalannya zaman. Dulu, jika..

Programer : Seniman Tingkat Tinggi?

Judul di atas mungkin terlalu “narsis” atau terkesan menempatkan programer pada derajat yang amat terpuji. Tapi agaknya itu yang

Membaca Soekarno, Soeharto dan Indonesia Kita

Kalau hanya untuk menghafalkan materi, tebak-tebakan soal, dan mempelajari keahlian tertentu, tidak usah pakai guru. Pakai komputer saja lebih hebat. Kalau sekolah hanya

Sebentar Lagi, Guru Akan Tersingkir?

Kalau hanya untuk menghafalkan materi, tebak-tebakan soal, dan mempelajari keahlian tertentu, tidak usah pakai guru. Pakai komputer saja lebih hebat. Kalau sekolah hanya menjalankan fungsi “pengajaran”, pakai komputer saja. Tidak usah dan tidak perlu bimbingan guru.

Selamat Hari Buruh Sedunia, Saudaraku

Entah sejak kapan, setiap satu Mei diperingati sebagai hari buruh sedunia dan Indonesia menjadikannya hari libur. Hamba benar-benar lupa. Namun, setidaknya itu sebuah pertanda, bahwa profesi “buruh”, bukan sembarang kasta sosial yang acap kali diremehkan dalam panggung kehidupan modern.

Buruh  secara kasat mata memang bagian dari industri. Ia adalah tangan dan kaki sebuah peradaban ekonomi. Tanpa buruh, bisa dibayangkan dampaknya. Atau andaikata buruh mogok kerja secara massif selama satu minggu saja. Laju ekonomi akan terhenti dan berdampak sistematik ke seluruh sendi kehidupan.

Ironisnya, manajemen buruh di Indonesia terlalu menguntungkan pengusaha. Hal ini tergambar dengan jelas dengan adanya undang-undang tenaga kontrak atau outsorching. Buruh masih dipandang sebagai tenaga pakai yang bisai diberhentikan setiap saat.

Tapi sudahlah, itu tidak perlu diperpanjang. Nyatanya, para buruh masih sanggup hidup hingga detik ini di tengah kompetisi ekonomi negara-negara dunia yang kian tidak menentu. Buruh masih dapat berdiri tegak, tanpa harus menengadahkan tangan untuk menghidupi keluarga.

Dan asa itu masih terpampang jelas di depan mata. Bahwa pada saatnya nanti, manusia di penjuru negeri ini  akan tau bahwa buruh adalah profesi  terhormat dan sangat penting dalam memandu laju ekonomi.

Dan tidak usah lagi memperdebatkan definisi buruh, dan sejak kapan istilah ini  populer dipakai. Baiknya kita merenung, bahwa buruh adalah bagian dari struktur kehidupan yang sekali lagi : teramat penting. Ya, buruh adalah manusia istimewa.

Selamat hari buruh sedunia, saudaraku.


Adi Esmawan, owner  www.jurnalva.com
Share:

ETIKA LINGKUNGAN

Mungkin, kita bertanya-tanya dalam hati yang paling dalam, sejauh mana etika berpengaruh efektif bagi kehidupan modern ini? Ya, etika. Atau hampir sepadan dengan hukum moral (morals law).

Peru diketahui, bahwa etika atau moral hanya bersifat “kamu harus dan kamu jangan”, kemudian mengkategorikan pelakunya menjadi “orang baik dan orang tidak baik”. Hanya itu wewenang moral dan etika. Ia sama sekali tidak punya kuasa untuk menghukum pelanggar etika dengan ganjaran penjara apalagi hukuman denda. Sekali lagi, moral dan etika akan hanya menjadi omong kosong tanpa kepedulian masyarakat untuk tetap menganutnya sebagai hukum kebiasaan.

Lalu bagaimana dengan etika lingkungan? Dulu, waktu penulis kecil, orang-orang sepuh mengajurkan kami untuk berlaku “sopan” terhadap lingkungan. Mulai dari tidak buang air sembarangan di bawah pohon, tidak mengotori tempat tertentu, tidak mematahkan ranting tanpa guna, hingga larangan membunuh satwa dan menebang pohon. Entah itu karena alasan magis atau mistis. Yang jelas, semuanya adalah “hukum tidak tertulis” yang dengan penuh kearifan ditaati oleh masyarakat sekitar.

Bukan untuk menyembah pepohonan besar di tengah hutan, apalagi memuja dan menyajikan sesembahan seperti penganut paganis-animisme tempo dulu. Kita hanya mencoba menelaah, bahwa tradisi ternyata banyak menyisakan kearifan terhadap lingkungan. Di era modern yang mengedepankan materialis-hedonis sebagai panglima, bisakah etika moral terhadap lingkungan ini kita pertahankan?

Komitmen menjaga lingkungan harus melibatkan semua orang, semua pihak. Perlu kesadaran kolektif lintas lembaga. Menjaga hutan, lingkungan alam, pepohonan, satwa-satwa, dan sesama makhluk ciptaan Tuhan dengan berlaku “sopan” dan menghormati hak-hak mereka sebagai sesama penghuni bumi, adalah keniscayaan kita untuk membiasakan hidup berdampingan dengan sub human nature.

Semoga tulisan ini bukan hanya sekedar tulisan. Salam makna, salam inspirasi.


Adi Esmawan, Owner www.jurnalva.com
Share:

Menulis : Bekerja Untuk Keabadian

Ada yang menggelitik dari kutipan kata Pramudya Anantatoer, “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.

Menulis adalah muara dari pemikiran manusia. Tanpa tulisan dari teori Isac Newton, Albert Enstein, dan sederet ilmuan besar dalam sejarah manusia, maka kemutakhiran dan modernisasi peradaban tidak akan pernah terwujud. Menulis adalah buah dari pengetahuan yang dimiliki penulisnya.

Kita dapat berjumpa dengan orang-orang besar dengan kedalam an pemikiranya, melalui tulisan-tulisan yang masih tersisa hingga kini.  Kita dapat menelusuri jejak masa lalu dengan melihat dan mempelajari tulisan di prasasti dan manuskrip-manuskrip kuno. Bahkan, ajaran agama khususnya agama samawi yang menggunakan wahyu sebagai jembatan hubungan transendental antara manusia dengan pencipta, menggunakan “bahasa tulisan” untuk mengabadikan kalam Tuhan.

Lebih dari itu, menulis adalah mengejewantahkan imajinasi dan angan-angan menjadi sebuah ide atau gagasan. Asal tau saja, bahwa maha karya dunia ini diciptakan dari imajinasi dan angan-angan manusia. Pesawat terbang, misalnya. Ia berawal dari keinginan manusia saat melihat burung terbang tinggi mengarungi cakrawala.

Maka bacalah! Sesuai dengan wahyu Tuhan paling perdana, yang menandakan bahwa juru kunci dari segala inspirasi dalah membaca. Apapun yang bisa dibaca, apapun yang sanggup dimengerti dan dipahami, maka pahamilah. Kemudian ungkapkan apa yang anda pahami, apa yang anda mengerti, dalam secarik tulisan yang memberikan arti bagi para pembacanya.

Tidak usah mengharapkan apa-apa dari apa yang anda tulis. Apapun yang diperoleh dari menulis hanyalah nilai tambah dan bukan merupakan tujuan dari kita menulis.

Menulislah, untuk keabadian. Meninggalkan jejak hidup yang lebih bermakna.
Salam inspirasi!


Adi Esmawan, owner jurnalva.com
Share:

Hari Bumi dan Momentum Berbenah


Hari bumi mungkin bukanlah hari yang spesial atau istimewa. Selain karena tidak masuk sebagai hari besar nasional atau hari libur nasional, peringatan hari bumi setiap 22 April juga tidak menyajikan seremonial dan acara kebudayaan macam Hari Kartini-misalnya. Alhasil, sebagian besar kita membiarkan hari bumi hanya sekedar peringatan tanpa makna dan tanpa antusiasme apapun!

Kata “peringatan hari bumi”, setidaknya mengingatkan kita betapa bumi dalam kondisi semakin kritis. Tertandai dengan gejala alam yang sudah sedemikian tidak bersahabat dengan manusia,  iklim yang berubah tidak menentu, kualitas udara yang kian buruk, bencana, pemanasan global, dan menyusutnya sumber penghidupan semesta.

Dan, sebagai pemimpin semua makhluk hidup, manusia adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas kronisnya bumi yang kian mengkhawatirkan. Mungkin karena manusia-nya yang kadung korup, rakus dan terlalu berhasrat kuasa, sehingga kelangsungan semesta harus tergadaikan oleh nikmat sesaat.

Tengoklah, ketika perut bumi dibor habis-habisan guna menyedot minyak mentah, dampaknya, tragedi lumpur lapindo bisa menjadi contoh. Pun, soal pengerukan tambang pasir dan kekayaan bumi lainya yang tidak diimbangi dengan upaya kelestarianya. Alhasil, malapetaka timbul dimana-mana.

Yang paling mengerikan adalah pembabatan hutan dan disulap menjadi areal properti. Atau lahan konservasi yang menjelma menjadi kawasan industri. Ini bukan lagi sekedar gelagat mengkhawatirkan, namun sudah lebih dari kejadian luar biasa kerakusan manusia.
Berkali-kali saya tegaskan, bahwa keseimbangan lingkungan tidak akan pernah bersinergi atau sejalan dengan logika pembangunan ekonomi. Kita, masyarakat dan manusia dihadapkan kepada dua pilihan : hidup sederhana dengan lingkungan yang seimbang, atau hidup serba dimudahkan oleh materi dan teknologi yang berbanding terbalik dengan keseimbangan lingkungan.

Dan, kita telah terlanjur memilih untuk hidup mudah dengan mengorbankan masa depan bumi. Selamat hari bumi.


Adi Esmawan, Owner jurnalva.com
Share:

Budidaya Lebah Madu dan Keseimbangan Lingkungan

Lebah madu atau tawon, serangga kecil bersayap dan hidup berkoloni yang sungguh istimewa. Saking istimewanya, kitab suci Al Qur’an mengabadikanya dalam Suroh An Nahl (Lebah Madu) dan disebutkan dengan jelas “ Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir.” (Q.S An Nahl : 68-69).

Khasiat madu bagi kesehatan manusia sudah terbukti secara turun-temurun dan teruji secara medis. Untuk itu, budidaya lebah madu layak dijadikan pertimbangan bisnis bagi anda yang tinggal di daerah pegunungan nan sepi.

Namun, beternak lebah madu tidaklah mudah. Karena tatangan utama yang dihadapi adalah kualitas cuaca. Namun bagi yang berhasil, lebah madu akan menjadi ladang rezeki dan tinggal diunduh secara berkala.

Perlu diperhatikan, bahwa jenis lebah madu ada beberapa macam, diantaranya adalah lebah hutan yang bersarang di pohon-pohon di tengah hutan. Untuk jenis ini, tidak perlu perawatan dan perhatian serius. Anda hanya bermodal keberanian dan tekad yang kuat untuk memanjat pohon dan mengunduh madu dengan resiko disengat lebah hutan yang agresif jika diusik makhluk lain. Untuk mengatasinya, gunakan pengaman standar dan penutup badan yang memadai.

Jenis kedua adalah lebah madu yang biasa dibudidayakan di rumah-rumah dengan kotak kayu. Lebah jenis ini tidak terlalu agresif. Untuk perawatan, pastikan di sekitar areal rumah lebah tersedia aneka bunga dan tanaman yang memadai sebagai makanan lebah. Jika tidak, lebah akan mengungsi atau migrasi ke tempat lain dan meninggalkan sarang.

Makanan lebah adalah serbuk sari dan nektar bunga. Semakin banyak persediaan bunga tanaman di sekitar sarang, semakin betah lebah berkoloni di tempat itu.

Untuk pemanenan madu, dilakukan secara berkala dan ekstra hati-hati. Bukan hanya hati-hati mencegah sengatan lebah, namun juga waspada pengrusakan terhadap rumah koloni lebah dan calon lebah baru.

Budidaya lebah erat berkaitan dengan keseimbangan lingkungan hidup. Jumlah tanaman berbunga yang kian sedikit dan pepohonan yang semakin jarang, memaksa populasi lebah madu khususnya lebah hutan semakin menurun.

Perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu juga sangat berdampak tidak baik terhadap kehidupan lebah madu. Curah hujan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan calon lebah mati. Apalagi pemanasan suhu yang ekstrem. Lebah hanya mampu bertahan hidup dengan kisaran suhu 25 derajat celcius.

Anda tertarik dengan lebah madu?


Adi Esmawan, owner www.jurnalva.com
Share:

Ini Dia Tokoh Paling Berpengaruh Dunia 2015

(Vladimir Putin dan Mantan Presiden SBY)
Majalah terkemuka Amerika Serikat, Time, kembali merilis tokoh-tokoh paling berpengaruh di dunia. Adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dinobatkan sebagai orang berpengaruh nomor wahid pada tahun 2015 ini. Posisi Putin mengalahkan beberapa nama terkemuka seperti Presiden AS Barack Obama dan pemimpin umat Katholik Paus Fransiscus.

Dinobatkanya Putin sebagai tokoh paling berpengaruh bukan tanpa alasan. Presiden Rusia ini dianggap telah membangkitkan kembali  mimpi kejayaan Uni Soviet di abad 21. Seorang visioner dan ahli strategi politik, ekonomi dan dianggap memihak kaum proletar atau rakyat kecil.

Pribadi Presiden Putin juga dianggap sebagai tokoh yang memiliki karakter kuat, diantaranya adalah dikenal sebagai pribadi jujur, tegas, bukan pemabuk, dan pandai dalam jagad bela diri.

Dalam percaturan politik dunia, Vladimir Putin berikut kebijakan Rusia sangat berpengaruh dalam gonjang-ganjing kondisi keamanan dan isu strategis negara-negara di dunia. Jalinan hubungan yang mesra dengan negara pengembang nuklir macam Iran, sedikit banyak mempengaruhi suhu politiknya dengan Amerika Serikat. Dalam dunia pemberitaan, Putin begitu penting dan sakral. Terbukti, sikap dan keputusan Kremlin sangat dinantikan oleh media raksasa seperti CNN.

Ekonomi Rusia juga tumbuh pesat pasca runtuhnya Uni Soviet pada warsa 1991. Vladimir Putin benar-benar tokoh kuat Rusia dengan integritas cemerlang, mengigat Putin terpilih dua kali sebagai Presiden Rusia. Jadi, sangat layak mendapatkan gelar tokoh paling berpengaruh dunia tahun 2015.

Di jajaran sepuluh besar,  kebanyakan diisi oleh tokoh yang populer  di dunia entertainment atau keartisan seperti groub band perempuan Korea 2NE1known dan penyanyi populis Lady Gaga. Pengaruh yang ditimbulkan oleh industri hiburan tentu kalah bergengsi dengan pengaruh yang disebabkan karena karir politik dan kekuasaan.

Majalah Time dan responden yang menentukan tokoh berpengaruh melalui voting dianggap memiliki integritas terbaik sepanjang masa. Menurut mereka, yang terpilih tidak harus orang baik. Terbukti, nama Adolf Hitler dan tokoh Islam kontroversial  dari Iran Ayatullah Ali Khomeini pernah dinobatkan sebagai man of the year oleh majalah Time.


Author : Adi Esmawan, owner jurnalva.com
Share:

Mendulang Dollar dengan Ikan Koi

Bagi  penggemar ikan hias, jenis ikan koi merupakan ikan air tawar yang paling banyak diminati. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kolektor ikan koi yang rata-rata dari golongan ekonomi menengah ke atas.

Di  Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah misalnya, kolektor  terkemuka ikan koi adalah Bapak Supri, pengusaha toko emas setempat. Dan jika kita menengok kolektor  domestik apalagi lintas negara, kolektor ikan hias air tawar mungil ini juga dari kalangan pengusaha.

Nah, bagi anda yang tertarik membudidayakan ikan koi, cukup modal kecil dengan menyediakan sebidang kolam. Persyaratan paling mutlak dari budidaya ikan koi adalah ketersediaan air yang jernih dan siklus air yang teratur. Jika tidak, maka bisa dipastikan usaha anda gagal total.

Budidaya ikan koi hampir mirip ikan emas karena keduanya dari spesies yang sama. Namun untuk menghasilkan ikan koi dengan corak warna yang menarik dan memiliki harga mahal, perlu ketelatenan dalam proses pengawinan silang. Ini yang juga harus diperhatikan.

Ada tiga lingkup utama budidaya ikan koi,  yakni pembibitan, pendederan dan pembesaran. Usaha yang paling mudah adalah pembesaran. Karena kita tinggal membeli bibit kecil kemudian dipelihara agar tumbuh dan memenuhi klasifikasi untuk bisa dijual.

Jika sudah menemui jalan  kemudahan membudidayakan ikan koi, maka untuk pangsa pasar tidaklah sulit. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa 80% eksportir ikan koi berasal dari Indonesia. Negara tujuan eksport ikan koi terbesar adalah Singapura, Jepang, dan Tiongkok.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan pakan, pencegahan penyakit, dan gangguan dari predator atau pemangsa. Namun hal ini bisa diminimalisir dengan tindakan preventif yang lebih dini.


Nah, bagi anda yang sedang galau mencari inspirasi bisnis. Budiaya ikan koi layak dipertimbangkan. Bukan hanya rupiah yang akan anda raih, tapi juga dolar. 
Share:

Masih Adakah Tuhan di Hati Kita?





Tesis utama setiap agama adalah mempercayai adanya Tuhan (trust in God), meskipun yang mengetahui kadar keimanan hanya Tuhan itu sendiri. Implementasi dari keimanan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan dengan tingkah dan langkah, bahkan cara hidup (way of life). 


Jadi, meskipun rasa percaya adanya Tuhan yang mengetahui hanya Tuhan dan orang (manusia) itu sendiri, akan tetapi rasa atau jiwa ilahiah (religiusitas) dapat diidentifikasi dan dicerminkan melalui tingkah laku sehari-hari
 

Semakin tinggi rasa keagamaan seseorang (religion intuition), maka semakin taat dan patuh ia terhadap perintah dan hukum-hukum ke-Tuhanan (the devine law), hal ini karena rasa kepercayaan terhadap adanya Tuhan, hadirnya Tuhan dalam mengawasi hidup, sudah menjiwai orang tersebut.
 

Sebaliknya, semakin rendah rasa kepercayaan manusia terhadap adanya Tuhan, semakin tidak teratur hidup seseorang alias semaunya sendiri dan cenderung berorientasi mengejar kenikmatan dan kebendaan (hedonis-materialis) yang bersifat semu dan fragmentaris (sesaat).


Nah, kalau kita evaluasi diri kita dan realitas di sekeliling kita, masih percayakah kita terhadap adanya Tuhan , atau Tuhan hanya menjadi retorika dan suplemen ludup yang hanya ”sampingan”? Mari kita merenung sejenak, Indonesia adalah negara yang beragama, bahkan dasar konstitusi kita yang pertama menyebut tentang ke-Tuhanan.
 

Namun, melihat kenyataan, mulai dari korupsi, suap-menyuap, pungli tanpa malu, hingga wajah pelajar dan pemuda kita yang kian amoral, bahkan ”tanpa tedeng aling-aling” menentang dan melanggar hukum moral (imperatife morals/morals law), dan juga hukum-hukum ke-Tuhanan (the devine law /syari’at agama). 


Kalau seperti itu, masih adakah Tuhan di hati kita? Atau kita adalah bukan manusia (subhuman nature /animals) sehingga tidak ada rasa percaya terhadap Tuhan (atheis)?


Yang jelas di luar Theologi dan ritus formal, ajaran semua agama secara universal adalah humanisme (kemanusiaan) dan hidup teratur. 

Mari, jika kita masih percaya adanya Tuhan, kita dalami nilai agama dan kita amalkan (implementasikan) dalam hidup, atau paling tidak, jangan sampai kita membuat marah sebagian pihak (hingga melakukan tindakan tegas, atau swiping) karena perbuatan yang melanggar agama dan moral di muka umum.
 

Bukankah menghormati hak dan perasaan orang lain adalah salah satu pilar demokrasi yang kita gembar-gemborkan? Terakhir, semoga masih hadir di hati kita Tuhan yang maha Hadir (omnipresent) yang selalu mengawasi dan mengatur kita untuk memanusiakan manusia agar lebih manusiawi (humaniora).

Penulis : Adi Esmawan

Tulisan ini pernah di muat Harian Suara Merdeka, edisi 19 November 2009
Share:

Cerpen : Cinta Dan Pengabdian

1.   Banjarnegara, 29 April 2012
Senja melukiskan jingga di langit barat daya. Mentari sore yang kekuningan menyapa hamparan  dedaunan teh yang tertata rapi menyajikan keindahan yang menawan. Zidny masih menikmati panorama  cerahnya minggu  sore sambil menunggu kedatangan seseorang. Ya, seseorang yang  kini selalu mengisi hari-harinya nan  sepi. Menghibur, menjadi  pelipur lara, sekaligus  menjadi samudra curhat dan keluh kesah.

Akhirnya yang dinanti datang jua, seorang berpostur tinggi tegap, berkulit putih dan potongan rambutnya rapi ciri khas militer, tampak memarkirkan kuda besinya tak jauh dari tempat Zidny berdiri.

“Maaf, sudah lama menunggu”, Sigit Nugraha menyapa Zidny sambil menyunggingkan senyumnya yang khas.

“Ya, tak apa.., belum lama kok”, Jawab Zidny dengan tatapan yang lembut. Keduanya menuju kursi kayu yang memanjang di tepi perkebunan teh milik PT Pagilaran ini. Lama keduanya tertegun dalam diam, menikmati mentari yang mulai bersembunyi di kaki bukit. Senja  sore ini terasa begitu  indah.

“Mungkin.., akan lama kita tidak bisa menikmati senja  yang indah ini bersama, Zidny. Besok aku harus berangkat ke  Manokwari, Papua”, Sigit Nugraha membuka dialog dengan kata-kata yang kaku.

“Kamu jadi berangkat??, kamu mau meninggalkan aku lagi??”, Jawab Zidny dengan nada tinggi dan posisi berdiri dari duduknya.

Sigit Nugraha juga beranjak dari duduknya. Lalu tanganya meraih jemari Zidny yang putih dan lentik. Matanya yang lembut memandang selaksa wajah  Zidny yang agak memerah namun terlihat semakin cantik.

“Dengarkan aku Zidny, aku tidak penah ingin meninggalkanmu.., tidak pernah terbesit sedikitpun aku untuk berpisah darimu lagi. Namun.., ini tugas negara dan panggilan kemanusiaan. Lagipula.., meskipun ragaku berpisah jauh darimu.., namun percayalah.., bahwa hatiku selalu aku jaga dan hanya untumu”, Sigit Nugraha berkata dengan nada yang haru. Matanya yang lembut sedikit berkaca-kaca. Ekspresi wajahnya tak sanggup menyembunyikan kesedihan. Sementara Zidny hanya diam seribu bahasa. Matanya yang lentik mengeluarkan  air mata keharuan. Mereka berdua berpeluk erat sebagai ungkapan perpisahan sepasang kekasih.

“Besok, ku harap kau ikut mengantarkanku di bandara”, Sigit Nugraha kembali memecah kebekuan. Pemuda tampan yang baru meluluskan Sekolah Calon Bintara (SECABA) Angkatan Darat, Gombong, Cilacap ini begitu berat melepas kekasihnya yang baru beberapa minggu berjumpa. Apa daya, ini tugas dan perintah dinas. Integritasnya sebagai parajurit sedang diuji.
***


2.   Lanud Ahmad Yani, Semarang, 30 April 2012

Hari itu cuaca di Lapangan Udara (Lanud) Ahmad Yani, Semarang, tidak begitu cerah. Gerimis yang turun sedari tadi belum memberikan tanda akan reda. Sigit Nugraha diantar oleh tiga orang, Ayahanda, ibunya serta Zidny.., pacarnya sejak sekolah menengah dulu. Sigit Nugraha benar-benar tak sanggup menahan kesedihan. Ya, sedih, karena Ia akan berpisah dengan orang-orang yang ia cintai. Sementara  orang yang ditinggalkanya  pasti merasakan was-was dan khawatir karena ia ditugaskan di daerah konflik.

Sebelum pemberangkatan, diadakan upacara pelepasan dengan bertindak sebagai Inspektur Upacara  adalah Panglima Daerah Militer (Pangdam) IV Diponegoro. Upacara dilaksanakan ketika rintik-rintik gerimis mulai reda. Usai upacara, Sigit Nugraha yang berpangkat  Serda dari kesatuan Infantri Angkatan Darat tampak begitu gagah dengan seragam lengkapnya. Ia kembali menemui orang –orang tercintanya.


“Ibu,.., ayah..,  do’akan Sigit Nugraha  agar selalu sehat dan dapat menjalankan tugas dengan baik.., Idul Fitri tahun depan, insya Allah Sigit minta cuti untuk pulang dan menikahi Zidny”,  pamit Sigit Nugraha pada Ibu dan ayahandanya.

“Ya, ibu  selalu mendo’akanmu nak, semoga kau selalu sehat. Jaga dirimu baik-baik”, Jawab Ibunya dengan nada yang menyejukkan.

“Zidny..., ku harap engkau sabar menantiku. Dan jangan palingkan hatimu dengan yang lain.., aku percaya itu. Dan, cincin ini sebagai janji komitmen kita, okay”,  Kata Sigit sambil memakaikan cincin pada jari manis Zidny yang hanya diam dan tersipu malu.

Ya, detik-detik mengharukan itu tiba. Hampir semua yang mengantarkan anaknya saat itu pasti menitikkan air mata. Pesawat Hercules milik Koppasus mulai merayap  terbang membawa putra-putra terbaik  pengabdi bangsa. Mereka akan di terbangkan ke Papua yang dulu bernama Irian Jaya, wilayah paling barat Negara Kesatuan Republik Indonesia.



3.   Timika, Papua. Juli 2012

Kicau burung dan hijau pepohonan seolah mengucapkan selamat datang di papua kepada Sigit Nugraha dan kesatuanya. Ya, nuansa alami menampilkan pesona tersendiri. Belum ada keramaian kendaraan bermotor seperti di pulau Jawa yang memekakkan telinga. Tak ada polusi, asap pabrik dan  kebisingan industri. Sigit Nugraha benar-benar merasakan kedamaian alam di bumi papua.

Meski demikian, Sigit Nugraha membaca ada sesuatu yang salah di  sini. Masyarakat hidup dengan sederhana sekali. Nikmatnya pembangunan infrastruktur, listrik, dan kemajuan teknologi belum  dirasakan warga Papua. Namun kedamaian dan kelestarian alam tetap menyajikan kententraman.

Sayangnya, kedamaian alam itu harus  dirusak oleh sekelompok kaum separatis  yang menginginkan Papua Merdeka.., Papua yang lepas dari NKRI.., bukankah NKRI sudah final dan harga mati ?

Tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya, di Papua tugas Sigit Nugraha begitu ringan.., hanya berpatroli keliling wilayah dan berjaga secara rutin.

Ketika hari beranjak sore.., Sigit Nugraha selalu teringat dengan Zidny, kekasihnya. Sudah menjadi hobi mereka berdua dulu, memandang senja di ujung sore sambil berbincang dan berbagi cerita. Sungguh, kenangan itu begitu manis dan ingin Ia mengulanginya kembali.

Hari itu, seperti   biasa Sigit Nugraha dan regunya yang berjumlah empat orang berpatroli menyusuri pegunungan di Wilayah Timika. Di tengah perjalanan, ada puluhan pemuda papua menghadang kendaraan patroli. Komandan regu memerintahkan semua tetap berada di kendaraan, sementara Ia sendiri turun dan menghadapi kerumunan warga secara persuasif. Sigit Nugraha dan tiga temanya tampak sedikit tegang. Tangannya erat menggenggam senjata laras panjang jenis M 16 kaliber 7. Awalnya mereka melihat dialog biasa saja antara komandan regu dengan gerombolan pemuda Organisasi Papu Merdeka itu. Dan..., apa yang dikhawatirkan terjadi, komandan regu dikeroyok ramai-ramai dengan menggunakan belati, tombak, dan parang.

Tanpa dikomando, keempat anggota regu yang tersisa termasuk Sigit Nugraha langsung turun dari kendaraan dan menembaki kerumunan pemuda separatis tanpa ampun. Mereka dulu yang mulai menyerang dan membunuh komandan regu dengan membabi buta. Jadi ini tindakan defensif yang amat prosedural.

 Tanpa diduga, ratusan anak panah menghujani mereka berempat dari berbagai penjuru. Tak ada  yang sempat menghindar apalagi melarikan diri. Tiga anak panah sekaligus menancap di tubuh Sigit Nugraha. Matanya kemudian gelap, dan Ia tak merasakan apa-apa lagi. Sigit Nugraha telah menunaikan janji bhaktinya dengan baik dan tercatat sebagai kusuma bangsa.., mempertaruhkan nyawanya demi prinsip NKRI harga mati.


4.   Banjarnegara, Juli 2012

Duka yang begitu mendalam. Puluhan karanggan bunga sebagai ungkapan bela sungkawa terus datang dari orang-orang penting termasuk dari Pangdam IV/Diponegoro. Kediaman Sigit Nugraha tampak ramai oleh warga yang bersimpatik. Berita gugurnya Sigit Nugraha dan empat putra terbaik bangsa disiarkan oleh media nasional.


Foto Sigit Nugraha yang gagah nan tampan terpampang diantara rangkaian bunga. Semua yang hadir memberikan penghormatan terakhir. Tak kurang, Sigit Nugraha diberi tanda penghormatan atau  lencana, kenaikan pangkat anumerta (setingkat lebih tinggi), dan akan tercatat dalam sejarah sebagai kusuma bangsa.

Bagaimana dengan Zidny????

Banjarnegara, April 2012


Adi Esmawan, Lahir dan besar di Wanayasa, Banjarnegara
Share:

Bank Sampah : Manajemen Efektif Pengelolaan Sampah

Jangan pernah menganggap enteng masalah sampah. Ya, sampah kadang menjadi musuh paling serius dalam kehidupan masyarakat. Pengelolaan sampah yang amburadul, tidak tertata atau asal-asalan, akan memicu kondisi lingkungan yang kumuh, tidak sehat dan menyebabkan malapetaka seperti banjir dan wabah penyakit pandemi (menular).

Di lingkungan padat penduduk misalnya, jika sampah rumah tangga dibuang sembarangan atau tidak ada manajemen pengelolaan sampah yang benar, maka bisa dibayangkan apa yang terjadi. Drainase penuh sampah, air comberan meluber,  lalat penyebab penyakit berterbangan,  wabah penyakit menyeruak, dan kondisi lingkungan hidup dipastikan : tidak layak.

Akhir-akhir ini, banyak solusi ditawarkan untuk setidaknya mengurai masalah sampah. Diantara yang paling efektif adalah konsep Bank Sampah atau menabung sampah. Lho kok?

Bank sampah adalah penampung sampah, kemudian dikelola sedemikian rupa agar sampah tersebut menghasilkan income atau nilai ekonomis. Masyarakat sekitar tinggal menyetor sampah dengan kategori dan klasifikasi tertentu. Pihak bank akan mencatat nilai rupiah tabungan sampah sesuai dengan kesepakatan.



Sampah rumah tangga yang sudah tidak memiliki nilai, dapat disulap menjadi sesuatu yang menambah income melalui bank sampah. Konsepnya sederhana, yaitu mengumpulkan sampah kemudian diolah menjadi sesuatu yang lebih berarti. Tentu saja proses pengelolaan itu dikelola oleh manajemen Bank Sampah. Ada beberapa orang yang harus mendedikasikan tenaga dan waktunya untuk menjadi pegawai bank sampah sekaligus pengepul sampah.

Mekanisme awal bank sampah adalah mengelompokkan sampah rumah tangga menjadi tiga, yakni sampah organik, anorganik dapat didaur ulang, dan anorganik tidak dapat di daur ulang. Jenis sampah yang boleh ditabungkan ke bank sampah adalah jenis sampah organik dan anorganik yang dapat didaur ulang. Sedangkan sampah tidak berguna (anorganik tak dapat didaur ulang) seperti plastik kemasan dan sterefoam sebaiknya diminimalisir penggunaanya.

Nah, untuk jenis sampah yang bisa ditabungkan seperti sisa-sisa makanan hasil limbah rumah tangga, dipisahkan tersendiri dan diolah menjadi bahan campuran pupuk kompos. Dapat juga dijadikan pakan ikan lele. Namun yang paling mudah adalah untuk campuran kompos.

Cara membuatnya, silahkan buat lubang agak besar untuk pengolahan. Siapkan bahan pembuatan kompos yakni jerami, rerumputan dan kapur gamping. Kemudian tinggal tambahkan limbah hasil rumah tangga dan juga kotoran ternak. Proses selanjutnya tinggal menunggu waktu untuk menjadi kompos.

Untuk  jenis sampah anorganik yang dapat didaur ulang seperti botol plastik, kardus, dan lain-lain, dapat disetorkan ke pengepul barang bekas atau diolah sendiri menjadi kerajinan. Namun cara paling mudah adalah menyetorkanya ke pengepul rongsok. Sekali lagi, semua kegiatan ini dilakukan oleh manajemen bank sampah. Masyarakat sekitar tinggal menyetor sampah dengan kategori dan klasifikasi tertentu. Pihak bank akan mencatat nilai rupiah tabungan sampah sesuai dengan kesepakatan. Dengan demikian, permasalahan sampah dapat sedikit ditanggulangi untuk meminimalisir pencemaran lingkungan hidup.



Author : Adi Esmawan, owner jurnalva.com
Share:

Siap-Siap, Lowongan sebagai Pendamping Dana Desa

(Menteri Desa PDTT Marwan Ja'far. Sumber : twitter.com)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) akan merekrut sedikitnya 16.000 tenaga untuk menjadi pendamping dana desa. Hal ini diungkapkan  langsung oleh Menteri Desa PDTT Marwan Ja’far kepada sejumlah media massa, kemarin.

Tenaga pendamping ini akan membantu masing-masing desa untuk mengelola dana desa yang jumlahnya cukup besar, yakni sesuai Undang-Undang desa dengan kisaran 1 milyar per desa per tahun. Namun pada pelaksanaanya, untuk tahun ini diberikan bertahap.

Lowongan sebagai pendamping dana desa ditunjukan kepada seluruh masyarakat dengan kualifikasi pendidikan minimal Strata 1 (S 1) dari segala jurusan. Gaji yang ditawarkan cukup menggiurkan, yakni  di level kecamatan 3,5 juta, tingkat Kabupaten 7,5 juta, dan tingkat provinsi berkisar 14 juta.

Perekrutan tenaga pendamping dana  desa ini akan dilakukan secara online dan langsung dibawah kementerian Desa PDTT. Dilakukan secara selektif sebagaimana lazimnya ujian perekrutan pegawai. Jadi, tidak ada makelar apalagi bermain tidak jujur.

Tugas dan tanggung jawab Pendamping Dana Desa juga tidak ringan, karena akan menjadi penentu keberhasilan implementasi dana desa di seluruh Indonesia. Mungkin, hampir mirip dengan fasilitator pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPD) era rezim SBY.

Bagi yang berminat dan memenuhi kualifikasi pendidikan, bersiap-siaplah untuk melamar.


Author & Editor : Adi Esmawan
Share:

Cerpen : Kerinduan dari Canbera

Aku  tak sabar menunggu laju hari, seperti calon pengantin yang menunggu hari perkawinan. Ya, besok, tepat tiga April 2015, saat libur tanggal merah,  adikku akan pulang dari Canbera, Australia. Aku sudah kelewat rindu dengan adik satu-satunya itu lantaran sudah hampir satu windu tak pernah berjumpa. Seperti apa wajahnya kini, aku tak bisa membayangkan. Karena yang tersisa di rumah ini hanya kenanganya tempo dulu sewaktu ia duduk di bangku SMA. Foto hitam putih yang sudah buram dimakan usia itu masih aku pajang di dinding ruang depan. Dialah adikku, Anis Ramadhan.

Aku jadi ingat, bahkan masih sangat ingat, kejadian malam itu. Kejadian yang menjadi tonggak perubahan laku dan sikapnya. Waktu itu, arloji di pergelangan tanganku sudah menunjukan pukul sebelas malam. Mataku juga sudah menyempit menahan kantuk. Namun harus ku tahan hasratku untuk memeluk bantal dan menyandarkan letih setelah seharian bekerja. Aku masih menunggunya dengan setia di kursi kayu ruang tamu. Hatiku resah, khawatir, sekaligus geram dan marah karena sampai selarut ini adikku satu-satunya belum pulang dari sekolah.  “Keluyuran kemana saja kau, Anis!”,  batinku mengomel seorang diri.

Tak  lama berselang ku dengar daun pintu berderit, ada yang membukanya pelan. Spontan ku nyalakan lampu ruang tamu. Dan benar, Anis Ramadhan, adik yang aku banggakan baru pulang dari sekolah tepat jam setengah dua belas malam. Baju putih Osis nya terlihat sudah kumal dan tak rapi lagi. Wajahnya yang putih tampan terlihat kusut dan letih. Matanya merah.

“Dari mana saja kau, Anis!!”, tanyaku datar saja. Ku tahan amarahku di hati. Namun Ia tak menjawab pertanyaanku. Ia justru menunduk lesu. Kupandang ia lekat-lekat. Kemudian ku dekati  tubuhnya dan aku tersentak ketika aroma alkohol begitu menyengat menusuk hidungku.

“Kau mabuk, Anis ?!”,  gertakku dengan mata melotot. Tanpa sadar dan seperti gerakan spontanitas ku tampar pipinya hingga terlihat memerah. Ia tetap terdiam saja. Seolah sengaja mempasrahkan diri untuk kumarahi habis-habisan. Akupun tersadar. Tiada gunanya mengomeli bocah ini dengan kekerasan. Akupun beranjak dari ruang tamu, masuk ke kamar dan membanting pintu dengan keras. Aku benar-benar marah waktu itu.

Pagi ketika menjelang fajar, kubangunkan Ia dengan paksa. Kusuruh ia mandi kemudian ikut shalat malam bersamaku. Ku lihat wajahnya yang letih dan menahan kantuk waktu itu. Tapi aku tak peduli. Disaat itulah, ku perlihatkan foto mendiang Bapak dan Ibunya.

“Kau tau Anis, semenjak kecelakaan tragis itu merenggut nyawa orang tua kita, kaulah harta kakak yang paling berharga”, aku memulai nasehatku dengan haru.

“Anis, aku ingin kau jadi orang besar, orang sukses, agar orang tua kita yang nun jauh disana bisa tersenyum  dan bangga padamu. Aku rela bekerja keras,  menuruti kemauanmu. Masalah biaya sekolah, kuliah, berapapun, akan kakak usahakan. Aku rela tidak memikirkan masa depanku asal masa depanmu kelak terjamin. Lalu kita bungkam  orang-orang yang pernah meremehkan kita.”, pungkasku sambil menatapnya lekat-lekat. Ia hanya menunduk. Dari pipinya keluar air mata bening. Syukurlah, dia menyesal.

“Mulai besok, berjanjilah pada Kakak, kau harus jadi anak yang baik, tidak mabuk-mabukan. Tidak suka membolos sekolah.., apalagi tawuran dan bikin onar, itu bukan karakter calon orang besar !”, tandasku dengan nada yang mantap.

Sejak nasehat itulah, tingkah polah adikku, Anis Ramadhan menjadi lain. Dia menjadi penurut, rajin, mandiri, dan  tak kusangka dia mendapakan beasiswa untuk kuliah di  negeri Kanguru, Australia. Meskipun aku ditinggal seorang diri di sini. Aku tetap bahagia dan bangga.

Teringat dengan jelas perpisahan di ruang tunggu bandara Soekarno-Hatta waktu pemberangkatanya ke Canbera, delapan tahun silam. Wajah putihnya tampak menyimpan kesedihan yang mendalam. Ia memelukku dengan erat, seperti tak pernah berjumpa kembali.

“Kakak, doakan Anis Ramadhan, semoga berhasil dan pulang kembali dengan membawa kemenangan, untuk kakak”, ucapnya kala itu.
“Adikku, dalam setiap do’aku, tak pernah kulupakan namamu. Kau juga harus berjuang dengan keras, tunjukan bahwa kamu adalah calon orang besar, ingat, kebahagian terbesar diri kita adalah ketika kita dapat melakukan apa yang menurut orang lain tidak bisa kita lakukan”, nasehatku panjang lebar. Kemudian ia menyalamiku, mememelukku sekali lagi, dan beberapa saat kemudian Ia lepas landas bersama Garuda Indonesia yang meninggalkan tanah Cengkareng menuju Canbera.

Kini hampir delapan tahun berlalu. Masa studi  Anis Ramadhan seharusnya sudah selesai sejak tiga tahun yang lalu. Namun  kabar yang sampai kepadaku, ia langsung bekerja di sana sebagai pakar konstruksi bangunan dan praktisi agribisnis. Dia juga sudah berkeluarga kabarnya. Sekali lagi aku sangat bangga. Meskipun sepucuk surat, sebait sms, atau satu kata dari telepon tak pernah sekalipun Anis Ramadhan lakukan pada kakaknya. Tapi aku yakin Anis Ramadhan tidaklah lupa. Kata Pak Darmawan, pegawai Kedutaan Besar Indonesia di Australia, mengatakan bahwa Anis Ramadhan sangat rindu padaku. Tapi demi konsentrasi dan dedikasinya, ia sengaja tak mau menghubungiku. Nanti saja kalau sudah ada waktu luang, Ia akan mengunjungiku kemari bersama keluarga kecilnya, begitu kata Pak Darmawan. Staf Kedubes itu jua yang memberitahukan bahwa tanggal 03 April, saat libur paskah dan akhir pekan, ia akan berlibur kemari.

Aku memang tak habis pikir, kenapa ia setega itu. Namun tak apalah, yang penting besok, saat yang  dijanjikan, Ia akan kembali ke sini, di tanah kelahiranya. Ke rumah yang dulu membesarkanya. Di kampung tempatnya pertama kali memulai kehidupan. Saya yakin, dia tidak akan menghapus kenangan sebagian waktu hidupnya di sini.

Meski mungkin dia tidak tahu, telah banyak perubahan dan kejadian ketika ia meninggalkan kampung halaman. Pak Surip, guru matematika yang mengajari Anis Ramadhan dengan penuh kasih sayang hingga dia pandai di bidang fisika, sudah mangkat sekitar dua tahun silam. Pak dhe Salim, kakak dari Ibu, juga sudah dipanggil yang kuasa beberapa waktu lalu. Adalagi, kali di belakang rumah yang dulu waktu kecil Anis Ramadhan suka memancing, kini sudah jadi selokan kecil. Desa ini juga sudah tak ramah lagi. Namun ku yakin desa ini juga merindukanmu, Anis Ramadhan.

***
Hari ini,    3 April. Sang  surya yang jenuh kembali muncul dari ufuk timur. Inilah hari yang ku tunggu. Sudah kusapu bersih halaman rumah yang tak seberapa luas ini. Tak lupa kupel dan kuberi parfum seluruh ruangan rumah layaknya akan menyambut tamu agung. Padahal adik kandungku sendiri yang akan pulang ke rumahnya, rumahnya sendiri. Namun bagiku,  ini adalah ujung dari penantian panjang. Sudah lama aku gerah dengan kata-kata tetangga yang bilang bahwa kau tidak akan pulang, Anis Ramadhan. Kata mereka kau sudah melupakan kakakmu, karena kau sudah sukses di sana.

Sekaranglah saatnya kau tunjukan, kau bukan adik durhaka, Anis Ramadhan. Kita bungkam orang-orang yang  pernah meremehkan kita. Tunjukan bahwa kau sudah menjadi orang besar sekarang.
Jarum  jam seolah berjalan sangat lamban. Tengah hari berlalu, belum jua nampak tanda-tanda kepulanganmu kemari, Anis Ramadhan. Apakah kau tak jadi datang hari ini ?

Dan, ketika sebuah nomor dengan kode Australia berkedip memanggil dari ponsel tuaku, bergegas ku terima. Ternayata Pak Darmawan, staf kedubes yang mengabarkan padaku : “Anis Ramadhan, adik kandung bapak, tak jadi pulang hari ini, mungkin liburan tahun depan Ia bisa kemari, ia hanya nitip salam”, kata-kata yang membuat jantungku seolah berhenti. Air mata hangat dari mataku keluar, menandakan rapuhnya hati dan betapa besar rinduku. Kini penantianku harus diperpanjang satu tahun lagi. Tapi di rumah ini, akan kunanti kepulanganmu, sampai kapanpun, barang satu tahun, dua tahun, sewindu, dua windu, hingga hilang pandangan mata dariku. Aku tetap menanti kepulanganmu, Anis Ramadhan, adikku tercinta.

Banjarnegara, 2012


Adi Esmawan- Cerpenis aliran realis, lahir dan besar di Wanayasa, Banjarnegara.
Share:

Menjadi Kaya Raya dengan Berkebun Pepaya


Kota Malang, Jawa Timur adalah surganya kebun buah-buahan. Selain apel sebagai komoditas utama, ada mangga, jeruk dan juga pepaya tumbuh dengan subur. Hebatnya lagi, buah-buahan di sana tidak mengenal musim dan dapat berbuah sepanjang tahun. Maklum, perkebunan buah disana  dikelola dengan intensif dan campur tangan ilmu pengetahuan lebih mendominasi.

Sesuai judul artikel ini, jurnalva.com akan mereview kisah inspiratif menjadi kaya raya dengan berkebun pepaya. Jangan salah, jika sudah menjadi jalan rezeki, kemudahan berusaha akan begitu mudah anda raih.

Adalah bapak Soekamto (42), seorang juragan pepaya asal Malang, Jawa Timur yang sukses menjadi eksportir pepaya hingga ke manca negara. Saat ini, beliau sudah mempekerjakan sekitar 80 orang pekebun dan sedang merintis usaha pengolahan pepaya berbasis teknologi pengolahan hasil pertanian. Berikut ilmu yang diringkas jurnalva.com seputar budidaya pepaya.

Pepaya merupakan tanaman perdu yang bisa tumbuh hingga 3 meter. Batang pepaya berongga, jaringannya lunak dan berair. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan akar samping yang lunak. Pertumbuhan akar dangkal dan agak lemah. Jadi, pepaya tidak seperti pohon mangga atau apel yang memiliki akar cukup kuat.

Budidaya pepaya bisa dilakukan di dataran rendah hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Namun ketinggian lahan optimalnya berkisar 50-700 meter dpl. Tanaman ini menghendaki curah hujan sekitar 1000-2000 mm per tahun yang merata sepanjang tahun. Di daerah bermusim kering pohon pepaya masih bisa berbuah dengan bantuan penyiraman teratur.

Drainase tanah yang baik sangat dibutuhkan dalam usaha budidaya pepaya. Genangan air akan menyebabkan busuk akar pada tanaman pepaya. Tanaman ini menghendaki tanah gembur dengan porositas yang baik dan pH tanah sekitar 6-7.

Seperti lazimnya budiaya, pemilihan bibit unggul menjadi syarat utama. Bagi anda yang ingin menyemai bibit sendiri, pastikan memilih dari jenis varietas pepaya unggulan. Untuk menghindari kegagalan pembuatan bibit, anda dapat memesan bibit pepaya di sentra penjualan bibit pepaya.

Untuk penyiapan lahan perkebunan, pertama-tama, lahan dicangkul atau dibajak untuk menggemburkan tanah. Kemudian buat bedengan dengan lebar 2 meter, panjangnya menyesuaikan bentuk lahan dan tinggi 20-30 cm. Jarak antar bedengan selebar 50 cm. Jarak tanam budidaya pepaya hendaknya disesuaikan dengan luas tanam. Berikut ketentuannya :

1.   Budidaya pepaya <0,2 Ha jarak tanamnya 2×2 meter
2.   Budidaya pepaya 1-5 Ha jarak tanamnya 2×2,5 meter
3.   Budidaya pepaya >1 Ha jarak tanamnya 3×3 meter

Buatlah lubang tanam sesuai dengan jarak tanam, ukuran lubang tanam 50x50x40 cm. Sebaiknya pembuatan lubang tanam tidak di musim hujan. Ketika menggali lubang tanam, pisahkan tanah bagian atas dengan tanah bagian bawah. Biarkan lubang tersebut terbuka selama 1-2 minggu.


Kemudian campurkan pupuk dasar berupa kompos atau pupuk kandang yang telah matang dengan tanah bagian atas. Dosis pupuk sebanyak 20 kg per lubang tanam. Kemudian masukkan terlebih dahulu tanah bagian bawah kedalam lubang tanam, selanjutnya masukkan tanah bagian atas. Biarkan kembali lubang tanam yang telah tertutup selama 1-2 minggu.


Berikut ini tips-tips yang diberikan Prof. Sobir dari Pusat Kajian Buah Tropika, Institut Pertanian Bogor, untuk menyeleksi tanaman pepaya sempurna.

1.    Amati saat pohon berbunga untuk pertama kalinya. Bunga tumbuh pada ketiak daun. Bila bunga yang tumbuh tunggal, berarti bunga betina atau bunga sempurna. Bunga ini keluar saat umur 4 bulan. Bila berkelompok atau dalam rangkaian berarti jantan, pohon harus dicabut dan disulam dengan bibit lain.

2.    Petik bunga tersebut kemudian tekan ujungnya dengan ibu jari hingga terbuka, bila bunga yang keluar jantan pohon berarti ini adalah pohon sempurna yang akan dipertahankan. Bunga sempurna akan muncul 1-2 bulan kemudian.


3.    Bila setelah ditekan keluar bunga betina, berarti pohon ini pohon betina. Berarti harus dicabut.

4.    Kemudian sulam tanaman yang dicabut tersebut dengan bibit baru. Atau, bila kita menerapkan metode penanaman dua pohon dalam satu lubang tanam, pindahkan pohon sempurna dari lubang lain. Karena untuk satu lubang hanya bisa dibesarkan satu pohon sempurna saja.


Pemupukan susulan dimulai 2 minggu setelah bibit dipindahkan. Pemupukan diberikan dengan cara menggali parit melingkari tanaman pepaya. Kedalaman parit kurang lebih 5-10 cm, campuran pupuk diletakkan pada parit tersebut. Berikut ketentuan pemupukan budidaya pepaya:

1.   Pemupukan pertama, umur 2 minggu, Urea 30 gr, SP-36 40 gr, ZA 40 gr dan KCl 20 gr per pohon
2.   Pemupukan kedua, umur 1 bulan, Urea 40 gr, SP-36 70 gr, ZA 70 gr dan KCl 30 gr per pohon
3.   Pemupukan ketiga, umur 4 bulan, Urea 45 gr, SP-36 80 gr, ZA 80 gr dan KCl 60 gr per pohon
4.   Pemupukan keempat, umur 6 bulan, Urea 50 gr, SP-36 90 gr, ZA 90 gr dan KCl 70 gr per pohon
5.   Pemupukan selanjutnya setiap satu bulan, Urea 60 gr, SP-36 100 gr, ZA 100 gr dan KCl 75 gr per pohon

Pemanenan
Budidaya pepaya biasanya dapat dipanen setelah berumur 9-14 bulan. Frekuensi panen bisa dilakukan setiap 10 hari sekali. Produktivitas budidaya pepaya berkisar 20-35 ton per hektar. Produktivitas ini tergantung dari kondisi iklim, varietas dan teknik budidaya.

Buah pepaya yang dipetik harus mendekati stadium matang pohon. Cirinya terdapat garis-garis menguning pada kulit buahnya. Bila hasil panen akan dipasarkan ke tempat yang jauh, bisa dipetik lebih dini.

Nah, bagi anda yang tertarik ingin menjadi kaya raya dengan berkebun pepaya, silahkan dipertimbangkan, kalkulasi yang matang dan selamat mencoba

Salam inspirasi.

Sumber referensi : www.alamtani.com

Kontributor : Dharmawan Yudhistira

Editor : Adi Esmawan
Share:

Definition List

Unordered List

Support