Jurnal Wawasan dan Inspirasi Kehidupan

Islam : Tebarkan Salam, Jagalah Alam!

Kami berdiri di bawah mentari, di tengah kemegahan semesta. Angin berhembus membelai tubuh kami, menghilangkan penat mengusir lelah. Di antara jernihnya air yang mengalir sampai jauh, kami tumpahkan segala syukur pada Sang Pencipta.



Sebagaimana Al Qur’an memaktubkan firman-Nya “Dan sesungguhnya telah Aku tempatkan kalian (manusia) di atas bumi, dan disediakan diatasnya sumber penghidupan. Tapi, alangkah sedikit diantara kalian yang bersyukur (berterima kasih). (Q.S Al A’raf ayat 10)

Dan benar sekali, alangkah sedikit manusia yang bersyukur pada Sang Pencipta. Itu terbukti, dari perilaku manusia yang lebih berpotensi merusak daripada merawat alam. Jelas di depan mata. Hutan-hutan yang luluh lantak dibakar atau ditebang, sungai-sungai yang berubah menjadi muara sampah, udara yang dipenuhi oleh emisi, hingga penggusuran dan pengrusakan alam secara sadar dan sengaja.

Alasannya juga sungguh bermacam rupa, mulai dari niat “memudahkan kehidupan manusia”, hingga pertumbuhan ekonomi.

Hingga Tuhan melalui kalam-Nya dalam Al Qur’an berfirman “Telah jelas kerusakan di darat dan di lautan, yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia. Dan akan kami timpakan sebagian akibat dari perbuatan mereka”. (Q.S Ar Ruum ayat 41)

Alam ini, sebenarnya sangatlah cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun tidak akan cukup untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia. Karena, manusia itu cenderung tamak, ingin serba mudah, serba enak dan serba dimanjakan. Mereka lupa, bahwa bumi dan isinya hanyalah “fasilitas sementara” yang akan Ia tinggalkan setelah jabis “masa jabatan” hidupnya.

Sungguh indah ajaran agama ini, yang mengamanatkan kita untuk menjaga alam semesta. Melindungi kehidupan mahkluk-makhluk-Nya. Amanah itu tertuang jelas dalam prinsip “wa maarsalnaka illa rahmatal lil ‘alamiin”. “Dan tidaklah Aku mengutusmu (Muhammad), kecuali sebagai rahmat (kasih sayang) bagi seluruh semesta alam” (Q.S Al Anbiya ayat 07). Jadi bukan hanya manusia, melainkan seluruh semesta yang harus dikasihi.  Islam itu mengajarkan dan menumbuhkan kasih sayang, kedamaian, keseimbangan lingkungan dan kesejahteraan semesta. Jangankan kepada sesama manusia, kepada tetumbuhan dan binatang-binatangpun, kita harus mengasihi.

Lalu bagaimana dengan golongan yang menagatasnamakan “Islam”, namun suka berperang mengebom sana-sini, merusak lingkungan, dan menumpahkan darah sesama manusia atas nama penegakkan khilafah?

Mungkin karena sebab ini, para malaikat bertanya kepada Alloh SWT yang diabadikan dalam Al Qur’an :
"Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat : "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan manusia kholifah (pemimpin) di muka bumi". Para Malaikat berkata :"mengapa Engkau hendak menjadikan manusia (khalifah) di bumi itu, padahal manusia yang akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah, sedangkan kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau". Rabb berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui'". (QS. Al Baqarah ayat 30)
Inilah, sebuah fakta dari Al Qur’an, bahwa hobi manusia memang berbuat kerusakan di muka bumi dan saling menumpahkan darah karena perebutan kekuasaan. Merekalah orang-orang yang tidak diberi petunjuk oleh Alloh. Mereka tidak memahami Al Qur’an secara utuh, yang mengajarkan kasih sayang, keindahan dan kedamaian.

Imam Ali bin Abi Thalib (rodhiyallohu nganhu), pernah memprediksi, bahwa akan ada segolongan kaum yang mengaku Muslim, jidat mereka hitam, dan mereka hafal Qur’an tetapi tidak lebih di tenggorokannya saja. Mereka suka menumpahkan darah dan berbuat kerusakan atas nama penegakkan khilafah. Mereka berkata tidak ada hukum selain hukum Alloh. Tapi sebenarnya, itu semua sebatas slogan. Tujuan mereka hanya ingin berebut kekuasaan (politik) dan mendominasi dunia. Mereka itulah yang sering disebut sebagai golongan “khawarij”.

Islam itu menebarkan kedamaian. Dibuktikan dengan sunnah dari nabi untuk menebarkan salam dan saling berjabat tangan sesama muslim. Dalam salam, terkandung jalinan kekeluargaan, saling mengasihi, mendoakan, dan menyayangi. Begitu pula soal menyayangi anak yatim dan faqir miskin yang  begitu bernilai tinggi di hadapan Alloh. Inilah prinsip agama Islam yang sebenarnya, yang akan mengantarkan pemeluknya pada kemuliaan di dunia dan akhirat. Amiin.

Mari, sebarkan salam, jagalah alam, untuk keseimbangan semesta dan membuktikan bahwa manusia adalah kholifah terbaik di muka bumi. Allohu a’lam.


Penulis : Adi  Esmawan, pengasuh Muhibul Qur’any dusun Sigong Desa Tempuran, owner jurnalva.com 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support