Alam menyajikan
fasilitas maha lengkap bagi kelangsungan hidup manusia. Diantara fasilitas
istimewa adalah sungai. Di lain tempat ada yang menyebutnya “bengawan”.
Masyarakat lebih banyak menyebutnya “kali”.
Selain berfungsi
sebagai lalu lintas air dari hulu hingga hilir, sungai adalah sumber
penghidupan bagi masyarakat, baik mereka yang bermukim di dekat Daerah Aliran
Sungai (DAS), maupun penduduk yang tinggal jauh dari bantaran sungai.
Beberapa fungsi
sungai diantaranya menjaga keseimbangan air, sanitasi air hujan, pengairan
pertanian (irigasi), menunjang kehidupan keseharian manusia, potensi
pariwisata, hingga sebagai sumber energi penghasil listrik melalui Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA).
Ironisnya, nasib
sungai di negeri ini semakin tragis karena terus mengalami penurunan kualitas
dari waktu ke waktu. Mulai dari pencemaran air sungai oleh berbagai limbah baik
rumah tangga maupun industri, penyempitan badan sungai, pendangkalan sungai, hingga
hilangnya sungai atau berubahnya sungai menjadi parit kecil penuh sampah.
Tentu saja, manusia
adalah pihak yang paling bersalah atas kasus kerusakan sungai yang kian kritis.
Akibat dari semua itu, kita lihat debit air sungai yang melimpah di musim
penghujan sehingga menyebabkan banjir, dan kekeringan di musik kemarau. Belum
lagi soal kejernihan air sungai yang kini berubah menjadi air comberan yang
kotor dan tercemar.
Ekosistem air juga
terancam kelestarianya. Dulu, saat memancing di sungai, kita dapat menemukan
beberapa spesies ikan sungai seperti gabus, uceng, endong, mujair, melem
dan sebagainya. Namun, keberadaan ikan-ikan khas sungai itu kini nyaris punah.
Perlu ada langkah
nyata secara massif untuk menyelamatkan sungai. Mulai dari para pemangku
kepentingan dan pemerintah yang harus menjadi inisiator gerakan penyelamatan
sungai. Hal ini dapat dilakukan dengan menerbitkan kebijakan yang pro
lingkungan dan tidak hanya berpihak pada pertumbuhan ekonomi. Penambahan
program kegiatan pelestarian sungai terutama yang bersifat preventif
(pencegahan).
Peran masyarakat juga
sangat penting. Perlu kesadaran bersama untuk menjaga sungai tetap lestari.
Airnya tetap mengalir begitu jernih dan keberadaanya tetap ada sebagai balance
bagi keberlangsungan kehidupan semesta.
Kegiatan
bersih-bersih sungai yang dilakukan secara rutin dan berkala juga sangat
efektif dan terasa manfaatnya. Hal ini perlu mendapatkan dukungan dari seluruh
elemen dan pemerintah.
Adanya Kongres Sungai
Indonesia (KSI) yang akan digelar perdana di Banjarnegara pada Agustus 2015
harus menjadi momentum penting aksi nyata menyelamatkan kali-kali di seluruh
penjuru negeri. Bukan hanya sekedar kegiatan mubadzir mengkampanyekan sungai
sebagai magnet sektor pariwisata.
Salam inspirasi.
Author : Adi Esmawan,
owner www.jurnalva.com
0 komentar:
Posting Komentar