Jurnal Wawasan dan Inspirasi Kehidupan

Perhatikan 3 Hal ini Agar Tidak Terjebak “Setan Kredit”!


Saat ini, kita hidup di era yang serba mudah untuk membeli atau memiliki suatu barang meskipun dompet belum cukup uang. Yah, fasilitas kredit pembiayaan atau leasing menawarkan berbagai kemudahan, kenyamanan dan iming-iming yang menggiurkan bagi konsumen untuk melakukan kredit beraneka macam barang. Mulai dari barang kebutuhan rumah tangga, elektronik, motor atau mobil hingga properti.

Alhasil, peningkatan daya beli di negeri ini terdongkrak naik cukup tajam sejak perusahaan multifinance atau kredit pembiayaan gencar  melakukan ekspedisi produknya. Data yang diperoleh jurnalva.com dari berbagai sumber menemukan bahwa volume kredit pembiayaan tertinggi ditempati oleh  sepeda motor (66%), diikuti mobil (22%), dan sisanya adalah barang elektronik, properti, dan kebutuhan rumah tangga.

Tak pelak, ada yang menyatakan bahwa hidupnya industri otomotif di tanah air harus mengakui karena didukung oleh perusahaan multifinance. Tanpa bantuan kredit pembiayaan, mungkin jumlah sepeda motor dan mobil di negeri ini tidak melonjak tajam selama satu dasawarsa terakhir.

Nah, di tengah tawaran berbagai kredit pembiayaan yang begitu mudahnya, anda harus berhati-hati dalam mengatur keuangan. Jangan sampai, anda terlanjur terperangkap dalam kredit ini dan kredit itu kemudian mengalami “macet” sehingga berdampak pada kerugian finansial. Kredit pembiayaan memang sangat membantu kita untuk memiliki barang sebelum memiliki cukup uang. Namun disisi lain, fasilitas kredit bisa menjadi bumerang yang dapat menikam sendi-sendi perekonomian keluarga.

Untuk menghindari jebakan “setan kredit”, perhatikan tiga hal berikut :
Pertama, sesuaikan dengan estimasi jumlah pendapatan bersih keluarga. Artinya, kalkulasikan dengan baik jumlah pendapatan dikurangi biaya pengeluaran rutin keluarga. Baru setelah itu estimasikan pengeluaran untuk kredit barang yang diinginkan. Jangan sampai besar pasak daripada tiang. Atau, tanggungan kredit anda berbenturan dengan pengeluaran pokok yang lebih penting, misalnya uang sekolah anak, biaya kesehatan dan lain-lain.

Kedua, jangan tergiur dengan uang muka (down payment/DP) yang kecil atau bunga kredit yang ringan. Jika uang muka kecil, kemungkinan angsurannya besar dan bunga kreditnya besar. Jika bunganya yang ringan, biasanya ada syarat dan ketentuan berlaku. Semua itu biasanya merupakan strategi perusahaan multifinance untuk mendongkrak konsumen.

Ketiga, membelilah karena fungsinya, bukan karena gengsi. Ini yang terpenting. Banyak orang yang memaksakan diri membeli barang yang sebenarnya tidak ia butuhkan namun sekedar gengsi untuk bergaya hidup mewah.  Apalagi tiap hari, di layar kaca iklan-iklan mengiming-imingi kita untuk membeli ini dan membeli itu.

Dan terakhir, mari kita revolusi mental kita untuk menjadi orang yang menghasilkan, bukan hanya memakai. Artinya kita menjadi produsen, bukan hanya pandai jadi konsumen. Bangsa yang tangguh dan disegani di kancah percaturan dunia adalah bangsa yang mampu berkarya, kemudian karyanya di eksportir ke berbagai negara. Lhah kita kok senang sekali beli ini dan beli itu yang kebanyakan impor?


Mudah-mudahan bermanfaat. Ayoo, belilah karena butuh, bukan karena ingin!

Author : Adi Esmawan, owner jurnalva.com
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support