“Sebaik-baik diantara kalian adalah orang yang
mau belajar Al Qur’an, kemudian mengajarkanya (mengamalkanya)” (Hadits Riwayah
Bukhory).
Diantara penawar hati yang gelisah, adalah membaca Al
Qur’an dan merenungi maknanya, mengambil pelajaran di setiap ayatnya, syukur
pisan bisa menghafalkanya.
Al Qur’an adalah
sumber ilmu pengetahuan, yang permulaan ayat-ayatnya diturunkan pada bulan
Ramadhan. Diturunkan kepada seorang nabi dan Rosul yang buta huruf (umiyy),
untuk membuktikan bahwasanya Al Qur’an bukanlah karangan sang nabi.
Memahami Al Qur’an
adalah keharusan bagi setiap muslim, karena ia adalah petunjuk atau sebuah peta
jalan kehidupan. Ia adalah kitab yang akan menuntun manusia untuk membedakan,
mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang haq dan mana yang batil,
mana yang tidak boleh dan mana yang boleh. Perilaku umat muslim harus selaras
dengan Al Qur’an.
Sayang seribu sayang,
generasi umat Islam sekarang semakin jauh dari Al Qur’an. Jangankan memahami
isinya, mau belajar membacanya saja tidak tertarik, tidak berminat. Padahal
untuk memahami al Qur’an dimulai dari belajar membaca tiap hurufnya dengan baik
dan benar.
Mungkin karena hati
sudah terlanjur keruh oleh urusan duniawi. Sehingga ketika diperdengarkan
ayat-ayat-Nya, jarang sekali orang meresapi maknanya. Beruntung, meskipun
sedikit, negeri ini masih ada yang
menekuni Ulumul Qur’an, yaitu mereka para santri penghafal dan pendalam
Ilmu Al Qur’an. Di bilik-bilik kamar, di serambi, di dalam masjid, di pinggir
aliran sungai atau di bawah pohon, dengan penuh ta’dzim mereka mengkaji,
memahami dan menghafal Al Qur’an.
Tentu saja kita
berharap, anak-anak kita nanti dibesarkan dalam nuansa yang Qur’any. Dibimbing
dalam kesejukan dan kedamaian Al Qur’an. Karena sesungguhnya, generasi emas
adalah generasi yang Qur’any, generasi masa depan.
Ramadhan dan Al
Qur’an adalah dua hal yang sangat dekat. Ramadhan adalah bulan yang penuh
rahmat, barokah, dan ampunan. Ada baiknya, mengisi waktu luang dengan membaca
Al Qur’an dan mendalami maknanya. Kemudian mengendapkan hati dan menjernihkan
pikiran.
Namun, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam membaca Al Qur’an :
1.
Membacanya
harus dengan tartil (pelan) dan sesuai dengan kaidah Ilmu Tajwid
2.
Membacanya
harus satu nafas per kalimat, bukan dengan nafas tanpa aturan apalagi
terpotong-potong. Jika nafas tidak kuat, diperbolehkan berhenti (waqof) dan
melanjutkan (ibtida’) pada penggalan kata tertentu
3.
Patuhi
rambu-rambu membaca Al Qur’an, seperti tanda baca, makhroj, dan ayat-ayat yang
gharib.
4.
Dianjurkan
untuk membacanya dengan merdu. Kemudian ada
yang menyimaknya untuk mengantisipasi apabila terjadi kesalahan.
Artinya, ada yang membaca dan ada yang menyimak. Jangan membacanya secara
bersama-sama.
5.
Ada baiknya
untuk mengkaji makna ayat dan menggaris bawahi ayat-ayat yang dipandang perlu untuk diambil
pelajaran.
Kita lanjutkan lain
waktu.
Salam inspirasi.
Adi Esmawan, pengasuh
www.jurnalva.com