Pendidikan anak yang
berkualitas adalah sebuah keharusan. Kita boleh gagal dalam beberapa hal, tapi
kita tidak boleh gagal mengantarkan anak kita menjadi orang yang bermanfaat serta sukses fiddini wa dunya hattal akhiroh.
Masalahnya,
pendidikan anak yang bagaimana? Apakah kita hanya mempercayakan pendidikan anak
terhadap lembaga pendidikan yang ada : dari PAUD, TK, hingga Perguruan Tinggi? Tentu
saja TIDAK.
Perlu digaris bawahi,
bahwa pendidikan jangan dipersempit
makna menjadi hanya sekedar pengajaran. Pendidikan adalah proses mencari
ilmu, dan mencari ilmu tidak hanya di sekolah atau lembaga pendidikan formal.
Pendidikan anak
dimulai dari keluarga. Ingatlah bahwa proses pendidikan yang paling dasar
adalah meniru (imitation). Jadi saat kecil, anak akan meniru orang-orang
dan lingkungan sekitarnya. Disinilah awal mula pendidikan anak. Untuk itu,
berhati-hatilah anda dalam berbicara dan
berperilaku di depan putra-putri anda! Ajarilah kalimat dan kata-kata yang
baik, perilaku yang santun dan lemah lembut. Meskipun itu sangat sulit.
Dalam mendidik anak,
kita harus memperhatikan tiga asupan. Pertama, asupan makanan.
Berilah makanan buah hati dengan makanan yang baik dan bergizi. Pada usia
pertumbuhan, jangan sampai kita kehilangan momentum untuk mencukupi
keseimbangan nutrisi anak agar tumbuh kembang lebih maksimal dari segi fisik
dan kecerdasan. Jangan pula terlalu sering memberikan anak jajanan atau cemilan
yang mengandung bahan kimia, pemanis buatan dan makanan cepat saji.
Kedua, adalah
asupan informasi. Dalam memberikan informasi, kita harus selektif dan
proporsional. Media seperti televisi perlu kita awasi dengan ketat. Tontonan
yang tidak sesuai dengan perkembangan anak harus kita stop. Informasi yang tidak proporsional atau belum waktunya
diberikan jangan dulu disampaikan kepada anak-anak.
Ketika anak mulai
beranjak besar atau masa remaja, maka pendidikan selanjutnya adalah lingkungan dan pergaulan. Dalam sebuah
literatur klasik, ada sebuah nasehat : janganlah kau tanya pribadi
seseorang, tapi lihatlah dengan siapa Ia berteman. Jika ada teman yang baik,
temanilah, dan jika ada teman yang buruk, jauhilah!. Mario Teguh dalam
kata-kata motivasinya juga menganjurkan untuk memilih teman.
Berikanlah anak
sebanyak mungkin ilmu yang berkaitan dengan norma kesusilaan dan norma agama.
Agar sang anak nantinya tumbuh dengan karakter yang kuat dan menjadi pribadi
yang berbudi luhur.
Dan jangan lupa,
pantau terus prestasi anak di sekolah, baik di bidang akademik, atletik, dan
sebagainya.
Semoga bemanfaat
0 komentar:
Posting Komentar