Secara
fisik, manusia bukanlah makhluq yang terkuat. Dibandingkan macan, singa, gajah,
bahkan kerbau dan sapi, manusia kalah “kuat” secara fisik dan tenaga.
Apalagi dibandingkan dengan pohon-pohon
nan besar, tinggi lagi menjulang yang berumur ratusan tahun. Manusia bukanlah
apa-apa secara fisik dan jasmani.
Namun
dalam lembaran kitab suci, manusia adalah pemimpin sekaligus wakil Tuhan di
muka bumi. Ia yang semestinya bertanggung jawab atasa apa yang terjadi di alam
semesta. Dan manusia yang berkuasa atas masa depan bumi ini.
Untuk
menjadikan manusia sebagai khalifah, Tuhan tidak membekali manusia
dengan “taring dan kuku tajam” seperti macan dan serigala. Bukan pula memberikan bentuk fisik yang jumbo dan kuat,
macam gajah atau banteng. Secara fisik, manusia itu lemah (dhoif),
tertusuk jarum yang kecil saja dia sudah merasa sakit. Batas umurnya juga
tidaklah lama, rata-rata berkisar
enampuluh sampai delapan puluh tahun. Tidak seperti pohon beringin yang
usianya bisa sampai sepuluh abad.
Lalu
apa yang menjadikan manusia bisa menjadi penguasa dan mahkluq terkuat di bumi
ini? Hingga binatang buas apapun akan tunduk pada manusia? Jangankan sebatang
pohon, bahkan hutan nan lebat, gunung, lembah, sungai, lautan, hingga dasar
bumi juga dikeruk dengan mudahnya?
Ya,
begitu kuat dan hebatnya manusia. Ia diberi suatu kelebihan yang tidak dimiliki
mahkluq lain, bahkan para malaikat sekalipun. Manusia dibekali akal untuk
berfikir dan menciptakan sejuta cara untuk eksistensi hidupnya. Akal yang akan yang
membuat manusia menjadi super power. Dan akal adalah penampung segala ilmu
pengetahuan.
Maka,
segala puji bagi Alloh, yang telah mengajarkan manusia dengan perantara pena,
mengajarkan apa yang belum diketahuinya.
Ilmu
pengetahuan adalah kekuatan. Ia adalah senjata adigdaya yang dimiliki oleh
manusia untuk mengalahkan apapun, membuat apapun, singgah dimanapun. Tak jarang
ilmu pengetahuan menjadikan manusia berbuat semena-mena dan merusak lingkungan.
Manusia
dapat terbang tinggi mengarungi angkasa seperti rajawali bahkan lebih cepat,
itu karena ilmu pengetahuan. Ia dapat mengarungi dasar samudra, berlayar di
laut lepas dalam ombang-ambing badai, itu juga karena ilmu pengetahuan. Bahkan,
saling bunuh dengan senjata berteknologi tinggi, itupun karena ilmu
pengetahuan.
Ilmu
pengetahuan adalah kekuatan. Bisa jadi kekuatan yang menyelamatkan, memajukan.
Dengan ilmu pengetahuan, kemudahan hidup dan kesejahteraan manusia meningkat
pesat. Rumah-rumah berdiri megah, gedung-gedung menjulang. Jalan-jalan menembus
gunung, menyusuri lembah, bukit dan ngarai. Padi, buah, dan sayur melimpah.
Ilmu
pengetahuan adalah kekuatan. Bisa jadi ia menjelma sebagai sumber kehancuran
peradaban. Maha karya ilmu pengatahuan : teknologi nuklir misalnya. Jika ia
tidak diimbangi dengan kearifan, maka masa depan dunia dalam kekhawatiran akan bayang-bayang kehancuran.
Ilmu
pengetahuan adalah kekuatan. Namun ia harus ditopang dengan keimanan, bahwa di
atas segalanya, ada Dzat yang Maha Tahu dan memiliki segala ilmu. Ia yang
mengenggam merah hitam wajah dunia.
Manusia
boleh dan sah-sah saja melakukan penelitian dan pengembangan. Di bidang apapun.
Cari dan temukan ilmu apa saja dan
dimana saja. Asalkan tidak melupakan esistensi kekuasaan-Nya di atas
segala-galanya. Dengan begitu, tidak ada ruang bagi manusia untuk sombong, angkuh, congkak, dan merasa
paling digdaya di alam ini.
Wallohu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar