Jurnal Wawasan dan Inspirasi Kehidupan

Bank Sampah, Manajemen Efektif Pengelolaan Sampah

Jangan pernah menganggap enteng masalah sampah. Ya, sampah kadang menjadi musuh paling serius dalam...

Budaya Sambat, Gotong Royong yang Mulai Luntur

Tanpa kita sadari namun sangat kita rasakan, banyak kebaikan dan kearifan yang hilang seiring berjalannya zaman. Dulu, jika..

Programer : Seniman Tingkat Tinggi?

Judul di atas mungkin terlalu “narsis” atau terkesan menempatkan programer pada derajat yang amat terpuji. Tapi agaknya itu yang

Membaca Soekarno, Soeharto dan Indonesia Kita

Kalau hanya untuk menghafalkan materi, tebak-tebakan soal, dan mempelajari keahlian tertentu, tidak usah pakai guru. Pakai komputer saja lebih hebat. Kalau sekolah hanya

Sebentar Lagi, Guru Akan Tersingkir?

Kalau hanya untuk menghafalkan materi, tebak-tebakan soal, dan mempelajari keahlian tertentu, tidak usah pakai guru. Pakai komputer saja lebih hebat. Kalau sekolah hanya menjalankan fungsi “pengajaran”, pakai komputer saja. Tidak usah dan tidak perlu bimbingan guru.

E-Commerce dan Masa Depan Ekonomi Indonesia

Ada yang menyentak, ketika kini kawasan pertokoan elektronik dan komputer terbesar di Indonesia, yakni kawasan Mangga Dua, Jakarta, banyak yang tutup alias gulung tikar. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan jumlah pembelian komputer baik berbentuk dekstop (PC), laptop, tablet, maupun smartphone yang terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Ternyata, penyebab utama menurunnya volume penjualan di toko-toko besar adalah semakin menjamurnya toko online. Kini, untuk membeli komputer tidak perlu repot-repot pergi ke Mangga Dua atau toko elektronik ternama. Cukup memesan di situs toko online seperti Lazada, Tokopedia, Elevenia dan lain sebagainya melalui layar komputer. Pembeli rela menambah ongkos kirim lebih mahal daripada harus langsung datang ke toko fisiknya.

Hal serupa juga berlaku untuk produk atau barang-barang lain. Mulai dari aneka fashion, aksesories rumah tangga, ATK, meubelair, hingga cemilan atau makanan ringan dapat dipesan secara online. Bukan tidak mungkin, di kemudian waktu toko-toko fisik untuk komoditas tententu, harus ikut menyalin rupa menjadi toko online agar tetap survive di tengah persaingan yang semakin ketat.

E-commerce (istilah umum dari perdagangan online/elektronik), adalah dunia baru kegiatan ekonomi yang masih menjanjikan peluang. Bahkan, Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu mengumpulkan para pakar IT untuk mendiskusikan peran IT dan e-commerce dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pertanyan yang menggelitik kita, sudah siapkah manusia Indonesia menghadapi persaingan e-commerce? Sudah siapkah masyarakat kita untuk berubah atau bermigrasi ke kultur digital? Bagaimana keadaan ekonomi Indonesia, jika kebanyakan produk e-commerce adalah produk impor (bukan produk lokal?

Untuk masyarakat yang tinggal di perkotaan dan juga anak-anak muda (baik di desa maupu kota), mungkin budaya online sudah menjadi cara hidup keseharian. Meskipun kebanyakan baru digunakan untuk sosial media. Lambat laun, masyarakat akan semakin mengerti tentang e-commerce dan dua kemungkinan akan terjadi : tertarik atau tetap nyaman di kultur tradisional.

Ingat, bahwa perdagangan online bukanlah tanpa resiko dan kekurangan. Ada beberapa hal yang sering dikeluhkan seperti integritas penjual, kasus penipuan online, judi online, penyelundupan narkoba, pencurian kartu kredit, hingga ketidaksesuaian antara gambar dengan barang yang dibeli.

Namun, melirik geliat pasar e-commerce yang kian menjanjikan, ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha. Mulai dari jasa pengiriman barang, distributor produk tertentu, atau ikut berjualan di lapak yang sudah disediakan oleh situs pasar online.

Peluang mengembangkan produk lokal dan kuliner tradisional juga terbuka lebar, meskipun harus berani bersaing dengan kompetitor ternama atau bahkan dari luar negeri.

Simpulan akhir, kita telah memasuki era baru, yakni e-commerce. Mungkin saja, tahun-tahun mendatang, kita akan memesan sate dari kamar tidur lewat ­e-commerce. Gaya baru, cara baru, tradisi baru dengan segenap kelebihan dan kekurangannya. Bersiap-siaplah. Kembangkan skill dan kompetensimu!


Penulis : Adi Esmawan----
Share:

AWAS! WASPADA RADIASI MONITOR

Coba cek, berapa jam tiap harinya mata anda memandang layar handphone, komputer, atau televisi. Kemudian cek juga bagaimana kondisi kesehatan mata anda! Jangan-jangan, mata anda terdampak radiasi monitor.

Kemajuan gadget dari tahun ke tahun semakin canggih. Pada dua dasawarsa lalu layar monitor komputer yang beredar di Indonesia kebanyakan dalam bentuk tabung, kini layar monitor semacam itu sudah sulit dijumpai lagi bahkan hampir dikata sudah musnah.

Sebagai gantinya lahir layar monitor berbentuk pipih, hanya setebal 1-2 cm dalam berbagai ukuran. Layar monitor baik generasi lama maupun generasi baru tersebut yang diaplikasikan di komputer, laptop, telepon seluler, televisi dan berbagai produk gadget lainnya mempuyai radiasi yang membahayakan kesehatan mata. Risiko radiasi ini pada umumnya kurang diperhatikan oleh para pengguna komputer. Bahkan bagi maniak (penggemar berat ) komputer mengabaikan risiko tersebut.

Memang, betapa asyiknya duduk berlama-lama di depan komputer. Baik itu sebagai sebuah pekerjaan atau hanya sekedar mengisi waktu luang. Tidak jarang pecandu game mampu duduk di depan komputer sampai berjam-jam tanpa istirahat. Apalagi sekarang di jagat maya banyak terdapat jejaring sosial sepert facebook, dan twitter.

Selain itu, bagi para pengemar game, baik game-game instalan di komputer atau game online yang banyak beredar di dunia internet juga menjadi sebab utama bertahan lama di depan layar monitor komputer. Mereka tak menyadari, bahaya radiasi layar monitor dapat merusak kesehatan matanya. Tanda-tanda awal yang dapat dirasakan terkena radiasi adalah mata menjadi berair dan terasa pedih. Hal ini karena pengaruh dari radiasi yang ditimbulkan layar komputer. Elektromagnetik Monitor komputer menghasilkan beberapa jenis radiasi, yang kesemuanya tidak dapat diderai oleh pancaindera kita.

Adapun gelombang gelombang dan radiasi yang dihasilkan oleh sebuah monitor adalah sinar X, sinar Ultraviolet, gelombang mikro, radiasi elektromagnetik frekuensi rendah, radiasi elektromagnetik frekuensi amat sangat rendah. Radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan komputer tersebut bisa mengganggu kesehatan mata.

Hal ini berdasarkan hasil riset yang dilakukan American Optometric Association (AOA) bahwa radiasi komputer dapat menyebabkan kelelahan mata dan gangguan lainnya pada mata. Kebanyakan gejala yang dikeluhkan responden adalah soal kelelahan mata, pandangan menjadi kabur dan mata kering. Masalah visual lainnya yang timbul adalah soal gangguan sakit kepala dan sakit leher atau bahu. Untuk itu bagi pengguna komputer sangat dianjurkan melindungi kesehatan matanya dengan cara antara lain menggunakan pelindung layar komputer atau filter, pilih layar komputer yang tingkat radiasinya rendah seperti layar liquid crystal display (LCD), jaga jarak pandang mata dengan monitor yakni idealnya 45 cm.

Selain itu sesuaikan posisi layar komputer dengan mata. Artinya jangan ketinggian dan jangan terlalu rendah karena bisa menyebabkan sakit pada leher. Jika posisi monitor ketinggian dari pandangan mata akan menggangu pasokan udara ke otak. Untuk itu ebaiknya layar monitor diposisikan sejajar dengan pandangan mata. Guna mencegah kelelahan mata sebaiknya tempatkan monitor dengan posisi yang ergonomis. Monitor harus ditempatkan pada posisi 16-30 inci dari mata, tergantung seberapa besar layar. Umumnya posisi yang nyaman untuk menatap monitor adalah 20 hingga 26 inci.

Sering Berkedip Hal penting lainnya adalah pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu buram tidak baik bagi kesehatan mata. Pencahayaan yang terlalu terang akan membuat mata menjadi silau, sedangkan pencahayaan yang terlalu buram membuat mata bekerja lebih keras untuk melihat. Hal ini akan membuat mata menjadi cepat lelah. Untuk itu, cobalah sesuaikan pencahayaan dan kontras monitor hingga mata bisa melihat dengan nyaman.

Jangan lupa juga untuk menyesuaikan resolusi dengan karakter di monitor agar dokumen- dokumen mudah dibaca. Upaya lainnya jangan terus-terusan pandang layar komputer. Usahakan sediakan waktu beberapa menit untuk mengendorkan dan mengistirahatkan mata dengan mengalihkan perhatian. Ini akan mengurangi kepenatan mata dan otot. Segarkan mata dengan cara memandang ke ruangan lain atau memandang indahnya langit biru atau tanaman hijau. Bagi pengguna komputer jika jarang mengedipkan mata akan membuat matanya menjadi kering.

Karena itu sering berkedip, karena dengan berkedip mata akan mengeluarkan air mata yang akan menyebar ke seluruh permukaan kornea untuk menjaga mata tetap lembab dan jernih. Terhadap masalah bahaya radiasi monitor komputer ini, seorang ahli mata (optometrist) yakni Dr Jay Schlanger mengatakan, beberapa perusahaan mulai membuat lensa yang bagian atasnya dirancang untuk melihat komputer, dan bagian bawahnya untuk membaca.

Pengguna lensa kontak juga punya solusi, yaitu dengan mengganti lensa kontak generasi baru yang terbuat dari silikon hydrogel. ”Silikon jenis ini memungkinkan daya transmisi oksigen yang lebih tinggi dibanding jenis lain,” ungkap Schlanger.


Sumber : Harian Suara Merdeka Cetak edisi 02 Agustus 2013 
Share:

Privacy Polis

Kebijakan Privasi untuk http://www.jurnalva.com/. 


Pada http://www.jurnalva.com/, privasi dari pengunjung yang datang ke situs kami sangatlah penting. Kebijakan privasi ini menguraikan informasi pribadi yang kami terima dan dikumpulkan oleh http://www.jurnalva.com/ dan bagaimana kami menggunakannya.


File log 
Seperti banyak situs Web lain, http://www.jurnalva.com/ yang menggunakan file log. Informasi dalam file log meliputi protokol internet (IP) alamat, jenis browser, Internet Service Provider (ISP), tanggal / waktu cap, merujuk halaman keluar dan jumlah klik untuk menganalisis kecenderungan, mengelola situs, melacak gerakan pengguna di sekitar lokasidan mengumpulkan informasi demografis. Alamat IP dan lain informasi tersebut tidak terkait dengan informasi yang pribadi.
Silahkah hubungi

Cookies dan Web Beacons 
http://www.jurnalva.com/ tidak menggunakan cookies


Share:

Definition List

Unordered List

Support