Ashar suatu sore di
sebuah masjid nun megah di tengah kota Banjarnegara, Jawa Tengah. Lantunan merdu muadzin menggiring kami untuk
singgah sejenak dari perjalanan, menunaikan kewajiban memperbaharui keimanan
dan kesaksian. Kami berdua : saya dan
sahabat karib menepikan sepeda motor di
pelataran masjid, kemudian bergegas untuk berwudhu. Bersamaan dengan kami
adalah satu rombongan keluarga yang membawa mobil pribadi. Mereka dengan
terburu-buru lari ke kamar mandi. Yang hendak saya ceritakan, ternyata mereka
tidak berwudu dan turut berjama’ah. Mereka hanya numpang ke kamar mandi
kemudian kembali tancap melanjutkan perjalan !
Sekelumit cerita di
atas adalah gambaran sebagian kecil fungsi masjid di era modern. Begitu
memprihatinkan. Masjid di era ini semakin dipersempit : tempat umat Islam
menjalankan kewajiban shalat (berjama’ah) dan shalat Jum’at. Di luar agenda itu,
masjid hanya sebagai simbol kegiatan ritual keagamaan.
Padahal, selaras
dengan berdirinya Masjid Nabawi di Kota Madinatul Munawaroh adalah Nabi
membangun pasar di sebelah utara masjid. Fungsi masjid di era Nabi adalah tempat dilangsungkanya Ibadah dalam arti yang
seluas-luasnya. Dan hidup adalah ibadah.
Masjid adalah pusat
syiar Islam. Ruh persatuan, solidaritas, dan kekuatan Islam ada di masjid.
Selanjutnya, Masjid adalah pusat keilmuan dan pengembangan intelektual
umat Islam. Dulu, dizaman Abasyiyah,
masjid adalah cikal-bakal lembaga pendidikan Islam. Universitas Al Azhar yang
besar dan tertua itu dulunya adalah pengajian kecil di masjid.
Zaman Khalifah Umar
ibn Khattab, masjid bahkan menjadi pusat pemerintahan. Khalifah Umar
menjadikan sebuah pohon nan rindang di
sudut masjid sebagai tempat istirahat. Padahal, di masa itu ekspansi umat Islam
dan kekuasanya telah merambah Persia dan Romawi.
Masjidil Haram yang
merupakan tempat suci umat Islam, secara historis dulunya adalah pusat
kebudayaan masyarakat Arab. Di musim haji, penduduk sekitar juga memanfaatkan
momentum ini untuk kegiatan muamalah (jual-beli).
Masjid adalah pusat
peradaban. Di sana seharusnya generasi-generasi muda muslim belajar secara
mendalam tentang agamanya. Di sana seharusnya perencanaan strategis pembangunan
ekonomi masyarakat untuk maslahat umat direncanakan. Masjid adalah simbol
kejayaan keilmuan dan intelektual. Ya, masjid adalah kejayaan umat Islam.
Tapi itu dulu, di
masa keemasan Islam. Kini, di Indonesia telah dibangun berjuta-juta masjid dari pelosok desa hingga di jantung kota.
Sayangnya, boro-boro masjid sebagai pusat kegiatan, kebudayaan, dan peradaban
umat. Waktu sholat jama’ah saja banyak masjid kosong melompong. Atau
jangan-jangan, hanya sebagai tempat transit dan
kamar mandi umum? Naudzubilah.
Salam Inspirasi..