Al Faqir, Adi Esmawan.
Lahir di dukuh kecil nun pelosok bernama dukuh Sigong, Desa Tempuran Kecamatan
Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara pada 24 Juni 1993. Kini masih tinggal di dukuh
yang sama. Merintis komunitas belajar bersama “Muhibul Qur’an”, sebagai laskar
anak-anak dan remaja yang mencintai, mempelajari, menghafalkan dan mendalami Al
Qur’an.
Menulis adalah kebiasaan.
Berfikir dan berdiskusi adalah rutinitas. Mulai dari obrolan ringan hingga
persoalan-persoalan kebudayaan, ekonomi, politik, agama dan kemanusiaan selalu
menarik untuk menjadi bahan kajian.
Ah, siapalah “Adi Esmawan”
tak perlu dipersoalkan. Ia hanya butiran debu yang masih terombang-ambing dalam
kesesatan. Penuh dengan sejuta kekurangan , kealpaan, dan butuh pelbagai
masukan dari seluruh pembaca yang budiman. Jangan sungkan untuk add Facebooknya
: Adi Ismavean atau folow twiter @begawan adhiyasa.
Salam hormat dan takdim
untuk semuanya.
Kemudian...
Ada yang keren dari pernyataan Le Lacoca, “Anda punya gagasan cemerlang? Jika tidak diungkapkan, gagasan anda tidak beranjak kemanapun! Nah, anda tersindir?
Siapa tau, anda
adalah mutiara terpendam yang punya potensi gagasan cemerlang. Entah di bidang
apapun : olahraga, desain grafis, matematika, budaya, oceanografi, seni lukis,
seni musik dan lainya. Namun semua bakat itu, jika tidak diungkap dan dishare
kepada orang lain, tak ada gunanya.
Ada dua metode untuk
ungkapkan ide cemerlang anda. Pertama, adalah melalui bahasa lisan atau spech
ach. Misalnya melalui pidato, presentasi, orasi dan sejenisnya. Media yang
digunakan bisa melalui radio, mimbar bebas, saat khutbah hari besar keagamaan,
atau saat anda diundang oleh televisi nasional.
Metode kedua adalah melalui
bahasa tulisan atau incription. Bahasa tulisan adalah mengjewantahkan
pemikiran melalui rangkaian kata yang terpadu menjadi kalimat sistematis dan
bermakna. Apapun bidang anda, misalnya strategi dalam olahraga dan inovasi seni
musik.
Namun, menulis dan
menuangkan gagasan ke dalam tulisan bukan perkara mudah. Bahkan, ada yang
sampai berjam-jam tidak sanggup menulis barang satu kalimatpun. Nah, lho.
Apalagi yang punya hobi menjiplak alias plagiat. Itu tindakan memalukan.
Berikut resep jitu,
minimal teori yang wajib anda pahami bagaimana menuangkan gagasan.
Langkah Pertama
0 komentar:
Posting Komentar